Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra Didesak Mundur Gegara Bocor Percakapan

BANGKOK, INAKORAN

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menuai kecaman, bahkan desakan untuk mundur, setelah rekaman audio percakapan teleponnya dengan mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen bocor ke publik. 

Thailand adalah sebuah kerajaan, lebih tepatnya, monarki konstitusional. Thailand memiliki seorang raja sebagai kepala negara, namun kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi.

 Pemerintahan sehari-hari dijalankan oleh seorang perdana menteri dan kabinetnya. 

Percakapan itu terjadi di tengah hubungan kedua negara yang memanas usai bentrokan di daerah yang memperjuangkan perbatasan. Konflik terbaru yang terjadi akan memicu bentrokan militer yang lebih luas setelah perundingan tidak menghasilkan hasil yang berarti.

Konflik antara Thailand dan Kamboja berpusat pada sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama, terutama di sekitar kuil Preah Vihear dan wilayah perbatasan lainnya. 

Ketegangan terbaru meningkat setelah bentrokan singkat pada akhir Mei yang menyebabkan kematian seorang tentara Kamboja. Akibatnya, Thailand menutup sebagian besar perbatasan dengan Kamboja. 

Dalam percakapan pada 15 Juni itu, Paetongtarn memanggil Hun Sen "paman" karena keluarga keduanya memang dekat. Paetongtarn mengatakan bahwa dia tengah mendapatkan tekanan di dalam negeri terkait kasus di perbatasan dan meminta Hun Sen tidak mendengarkan ocehan seorang jenderal militer Thailand.

"Dia cuma mau terlihat keren dan mengatakan hal-hal yang tidak ada gunanya bagi negara, tapi kenyataannya, yang kami inginkan adalah perdamaian," kata Paetongtarn kepada Hun Sen melalui seorang penerjemah.

Baik Hun Sen dan Paetongtarn telah mengakui bahwa percakapan itu benar adanya. Hun Sen bahkan mengatakan bahwa percakapan itu kemungkinan besar disebabkan oleh salah satu dari 80 politisi yang diserahinya rekaman tersebut.

Hun Sen dan ayah Paetongtarn, mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra, masih berteman baik sampai saat ini. Kamboja sendiri saat ini dipimpin oleh Hun Manet, putra Hun Sen.