Peredaran Ganja di Manokwari Mengkhawatirkan

Binsar

Thursday, 27-06-2019 | 16:28 pm

MDN
Pemusnahan barang bukti ganja. (ilustrasi)

Manokwari, Inako –

Kapolres Manokwari, Papua Barat, AKBP Adam Erwindi, mengatakan, peredaran ganja di Manokwari Papua Barat masih cukup mengkhawatirkan.

Menurutnya hal itu terjadi karena harga ganja jauh lebih murah dari narkoba sehingga bisa terjangkau oleh kalangan bawah.

"Harga jual ganja lebih murah dibandingkan sabu-sabu. Mungkin ini yang membuatnya mudah diterima di kalangan masyarakat bawah, termasuk mahasiswa dan pelajar," katanya saat melakukan pemusnahan puluhan paket narkoba jenis ganja dan sabu-sabu tak bertuan hasil operasi petugas kepolisian, di Manokwari, Kamis.

Pada jumpa pers di Manokwari, Kamis, ia menjelaskan bahwa ganja dan sabu-sabu ini merupakan barang bukti dari hasil operasi yang dilakukan sekitar dua tahun terakhir. Pada operasi tersebut tim tidak berhasil menangkap tersangka.

"Ada kalanya operasi yang kami lakukan gagal menangkap tersangka, hanya berhasil mendapat barang bukti. Itu semua kami kumpulkan dan hari ini kami musnahkan," kata Kapolres.

Barang bukti ini diamankan sejak AKP Jamhari menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Narkoba. Dalam waktu dekat ia akan mendapat jabatan baru di Direktorat Reserse Narkoba Polda Papua Barat.

"Ini hasil tangkapan pak Jamhari dan Kanitnya.Dalam waktu dekat mereka ini akan pindah tugas sehingga kita musnahkan," ujar Kapolres lagi.

Pemusnahan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyalahgunaan barang bukti oleh oknum anggota. Barang bukti ganja yang dimusnahkan tersebut sebanyak 40 paket dengan berat 90,55 gram dan Sabu 9 paket seberat 2,72 gram.

AKP Jamhari mengungkapkan, peredaran ganja masih cukup mengkhawatirkan di daerah tersebut. Kasus ganja lebih dominan dibandingkan sabu-sabu dan narkoba lainnya.

Dari kasus yang selama ini ditangani, pemasaran ganja rata-rata melibatkan orang-orang pada usia produktif.

"Status mereka ada yang karyawan swasta, mahasiswa dan sebagian pengangguran. Bisnis ini nampaknya menggiurkan tapi mereka tidak sadar sanksi pidananya cukup berat," pungkasnya.

KOMENTAR