Perhimpunan Bravo Lima (PBL) Diperkuat Perannya Kawal Indonesia Maju

Hila Bame

Monday, 26-08-2019 | 09:44 am

MDN
Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan Pendiri Bravo Lima (empat dari kiri) Jenderal (Purn) Fachrul Razi Ketum Bravo Lima (tiga dari kiri) Ancol (25/8/2019) (foto: Doris Pandjaitan)

 

Jakarta, Inako

“Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya.” ~ Ir. Soekarno

NKRI berada dalam ancaman hebat pada dekade terakhir melaui pola penggerusan dan pengingkaran "Nilai  Pancasila"  yang telah menjadi darah sekaligus Dasar Negara sejak negara ini berdiri. 

Sementara Ahli perang Tiongkok Sun Tzu, mengatakan; kekuatan sumber daya Indonesia bisa berubah menjadi kelemahan. Sebab akibat kekayaan dan posisi geopolitik yang strategis, Indonesia kerap menjadi target proksi.


Doris Pandjaitan (ke-4 dari kiri) bersama anggota komunitas Perhimpunan Bravo LIma (PBL) di Ancol, Minggu (25/8/2019)
 

Perubahan geopolitik global dewasa ini, bersamaan dengan kemajuan teknologi berbasis internet maka terminologi, konsep maupun karakteristik perang telah bergeser dari perang konvensional asimetris dan, perang informasi serta perang proksi (proxy war) atau perang tanpa bentuk.  

Sebagaimana tujuan perang adalah mengeruk keuntungan  sumber daya ekonomi, maka pintu masuknya bisa lewat infiltrasi budaya, mempertajam sentimen agama, terkamuflase dalam rupa dan pola. 

Penguatan Kembali rasa sebangsa setanah air penting hadirnya  komunitas-komunitas  berbasis masyarakat profesional  untuk memperkuat pertahanan negara sekaligus  menyokong kekuatan TNI - Polri   sebagai benteng utama Pancasila. 

Dalam kondisi itulah lahir sebuah komunitas yang sebenarnya bukan baru Perhimpunan Bravo Lima (PBL).  Peletak gagasan PBL adalah Jend (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) dan Ketua Umum dijabat oleh Jenderal (Purn) Fachrul Razi, mengambil tempat di Ancol, Minggu (25/8/2019). 


Para anggota Komunitas PBL melakukan swafoto bersama penggagas Komunitas Jend(Purn) Luhut B. Pandjaitan Ancol Minggu (25/8/2019).
 

"Perhimpunan Bravo Lima (PBL) telah lahir sejak tahun 2013 yang beranggotakan  para pedagang dan saudagar Tionghoa, para purnawirawan serta profesional dari lintas masayarakat sipil yang ultra nasionalis dan consern dengan eksistensi NKRI yang berdaulat", pungkas Doris Pandjaitan salah seorang anggota komunitas PBL.  


Foto bersama Komunitas PBL
 

"Mereka kawan kita yang nasionalis tanpa pamrih telah menunjukkan keberpihakan kepada NKRI dengan tabah menahan provokasi masif, saat kontes pilpres 2019 yang baru saja usai" lanjut Doris. 

 

TAG#Bravo Lima

190215681

KOMENTAR