Peringati 16 Tahun Mou Helsinki, GEMA Nusantara gelar Diskusi Publik Rapor Merah Pemerintah Aceh Hebat

Jakarta, INAKO – Gerakan Mahasiswa Aceh (GEMA) Nusantara menggelar diskusi publik pada refleksi 16 tahun mou Helsinki dengan mengangkat topik “dana otsus melimpah, rakyat Aceh masih apoeh-apah?!” yang berlangsung secara virtual pada, Minggu, (15/08/2021).
Ketua panitia pelaksana kegiatan Agsal mengatakan, tujuan pihaknya melaksanakan webinar tersebut sebagai bentuk upaya mereview beberapa permasalahan Aceh yang menuai ragam dinamika politik, sehingga Aceh masih belum terlepas dari bayang-bayang masuk kategori wilayah termiskin di sumatera. Kuncuran dana otsus yang mencapai delapan puluhan triliun lebih selama 16 tahun Aceh Damai sepertinya masih belum menjawab point permasalahan Aceh secara substantif dan menyeluruh.
"Artinya ini masih menjadi masalah yang perlu untuk diseriusi oleh segenap pihak di Aceh terutama bagi para pemangku kebijakan baik eksekutif maupun legislatif Aceh", Jelasnya.
Adapun para narasumber yang berhadir pada acara dialog publik tersebut diantaranya, Fachrul Razi, S.IP.,M.I.P (Ketua Komite I DPD RI - Asal Dapil Aceh), Zulfikar Muhammad (Direktur Eksekutif NGO HAM Aceh), Muazzinah (Dosen UIN Ar-raniry) dan Husnul Jamil (Aktivis Asal Aceh & Mahasiswa Pascarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia).
Kemudian, Adapun beberapa persoalan yang dibahas dalam diskusi publik tersebut diantaranya membicarakan terkait realisasi dana otsus Aceh yang masih belum menjawab subtansi permasalahan Aceh, Tingginya Kasus Korupsi di Aceh yang kerap menjadi sasaran temuan oleh pihak lembaga Komisi Anti Korupsi (KPK) RI, dinamika politik kisruh antara pihak eksekutif dan legislatif sangat sering terjadi, pemenuhan hak kesejahteraan korban konflik Aceh, serta menyangkut permasalahan apa saja realisasi point-point butir Mou Helsinki sebagai kekhususan Aceh yang sampai hari ini telah diterapkan dan berjalan di Aceh, point mana saja yang masih menjadi kendala sehingga belum juga dapat direalisasikan seperti salah satunya yang sering menuai pro kotra terkait keberadaan Bendera Aceh itu sendiri.
Dalam acara yang berlangsung kurang lebih selama tiga jam tersebut turut dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan pemuda Aceh secara virtual juga melahirkan beberapa rekomendasi yang nantinya akan diserahkan oleh pihak penyelenggara kegiatan kepada beberapa instansi terkait untuk menjadi bahan acuan demi perbaikan pembangunan Aceh dimasa mendatang.
"Kita akan membuat beberapa point rekomendasi dari diskusi hari ini, untuk kemudian menjadi catatan-catatan penting demi keberlanjutan pembangunan Aceh dimasa mendatang", Imbuh Agsal. (**/MI)
TAG#Aceh, #Gema Nusantara
198733571
KOMENTAR