Pilwalkot Makassar 2018, Kotak Kosong kandaskan Calon Tunggal Munafri Arifuddin-(Kel JK)

Hila Bame

Friday, 29-06-2018 | 17:02 pm

MDN

Makassar - Inako

Perhitungan sementara, sementara menunggu hitungan sah paling yakin dari KPU, sementara kita bacarita sambil makan sop konro sambil badendang anging mamiri. 

Pasangan calon Walikota berikut Wakil Walikota Makassar Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) terpaksa harus mengakui keunggulan kotak kosong, dalam Pilwakot Makassar, Rabu (27/6/2018). Kondisi sementara pasangan ini dikandaskan versi hitungan kilat. 

Asasnya, pasangan ini hanya mengantongi suara sebesar 46,53%, dikontra dengan kotak kosong yang mencapai 53,47% suara, versi hitungan cepat. Terperanjat mendengarnya walaupun, hati tak kuasa menahan buncah.

Siapa Munafri Arifuddin?

Sang tokoh akrap dipanggil Appi. Sang calon tunggal tidak lain adalah menantu pemilik Bosowa Grup Aksa Mahmud yang juga ipar Jusuf Kalla. Banyak pihak menilai meski tanpa bukti bahwa, kotak kosong adalah representasi pasangan Danny-Indira (petahana) yang dikartumerahkan oleh KPUD Kota Makasar sebelum kontes dihelat.

Pasangan Danni-Indira pulang kandang, mereka absen dari laga yang diskenariokan, mereka dituduh menabrak aturan permainan pemilukada, memaanfaatkan jabatan (petahana) kecenderungan electoral yang dikail. 

Perdebatan ahli hukum, tampak bertumpuk-tumpuk menjulang tinggi oleh kasus tersebut. Warung kopi dari yang bermerek hingga kedai ujung gang, demikan warung sop konro, kasus Danny-Indira menjadi subyek bacarita ( logat timuran: bercerita)  kian tak bertepi.

Alhasil Danni-Indira dibangkupenontonkan. Mereka bertepi di tepian sunyi hanya taring ringkih andalannya.  Manakuat lawan kontes sebegitu eloknya dilapisi bedak dari 10 partai gendut. Partai bermerek dengan segala baron sejagat.   Sang baron dihafali dari barat ke timur, dari utara ke selatan lalu berputar-putar, bukan kepalang ketenaran mereka.    

Ketika tanggal 27 Juni 2018 ,menjadi  helat  anti klimaks dari candaan politik yang dipertontonkan negeri.  Kotak kosong dikonversi maha berdaulat. Imaterial mengapa bisa menang. Adakah kotak kosong serupa legislator alam meski tanpa wujud teramat berdaulat..?

Sampe hati (logat timuran: keterlaluan) itu kemenangan. Barangkali sebuah peringatan untuk para baron, izinkan yang lain beroperasi dalam ranah yang berjarak. Jangan terlalu menjamur di setiap wacana…!. Torang kalaeeee…(logat timuran: kita orang kalah-e). Itu sudah.

TAG#Makassar, #Pilkada, #KPU

198732990

KOMENTAR