Pisang Agung Asal Lumajang Jatim Tembus Pasar Malaysia

Binsar

Wednesday, 14-08-2019 | 14:39 pm

MDN
Kuli angkut pisang di pasar senduro Lumajang Jawa Timur [ist]

Lumajang, Inako

Gerakan tanam pisang agung yang dicanangkan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang Jawa Timur, sejak tahun 2018 lalu, kini mulai menuai hasil saat komoditas itu mulai diekspor ke Malaysia.

"Sejak November 2018, kami melakukan aksi gerakan tanam pisang agung dengan harapan petani pisang yang ada di wilayah Kecamatan Senduro, Pasrujambe, Gucialit, Candipuro, dan Pronojiwo bisa mengikutinya untuk mengembangkan komoditas pisang agung di Lumajang," ujar Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Lumajang Donny Ananto di Lumajang, Selasa.

Pisang agung yang merupakan komoditas buah unggulan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diekspor ke Malaysia untuk memenuhi permintaan pasar di negara tersebut.

"Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Karantina Pertanian Jatim bekerja sama dengan pihak eksportir (CV Bintang Perkasa) telah mengekspor sekitar 18 ton pisang tanduk atau pisang agung dan 9,8 ton pisang kepok di kawasan Puspa Agro Sidoarjo ke Malaysia," katanya.

Donny berharap petani pisang di Kabupaten Lumajang bisa bersama-sama untuk mengembangkan komoditas pisang agung, sehingga nantinya Lumajang dapat memenuhi pasokan komoditas pisang yang dibutuhkan oleh eksportir.

"Dalam waktu dekat, kami akan menindaklanjuti dengan mengadakan pertemuan antara Pemkab dengan eksportir untuk lebih meningkatkan kerja samanya, agar bisa meningkatkan kesejahteraan petani pisang di Lumajang," katanya.

Kabupaten Lumajang merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang mendukung pasokan yang cukup besar dalam kegiatan ekspor hasil produksi pertanian dan perkebunan, khususnya untuk komoditas pisang jenis tanduk atau agung ke negeri Jiran Malaysia.

Menurut Dony, buah pisang lokal Indonesia memang sangat diminati di negara lain seperti Jepang, Singapura dan Malaysia, baik untuk dikonsumsi maupun industri, karena permintaan pisang dari Malaysia cukup tinggi yakni minimal dua kontainer atau 36 ton per minggu atau sekitar 144 ton per bulan.

"Untuk saat ini, Indonesia masih belum mampu untuk menyediakan pisang sesuai dengan keinginan negara tujuan, namun pasokan pisang yang bisa dipenuhi hanya bisa memenuhi kurang dari satu kontainer per bulannya," tuturnya.

KOMENTAR