Pola Pikir Kritis Dan Propaganda Di Medsos

Hila Bame

Tuesday, 08-10-2019 | 08:06 am

MDN
Ilustrasi (ist)

Jakarata, Inako

Kemajuan teknologi telah mendominasi  setiap manusia di muka bumi selain kemudahan terdapat juga dampak lain yang memecah belah opini manusia dari yang positif hingga yang negatif.

Opini publik yang terbelah di medsos merupakan tujuan utama propaganda yang dilakukan secara sistematis. 

Trik dan teknik yang digunakan dalam upaya propaganda komputasional tersebut pun beragam, mulai dari menaikkan volume informasi yang mengarakterisasi kelompok masyarakat tertentu, hingga membatasi level perhatian dan tingkat kepercayaan pengguna internet.

Berdasarkan laporan terbaru Oxford Internet Institute berjudul The Global Disinformation Order 2019 Global Inventory of Organised  Social Media Manipulation terungkap bahwa upaya manipulasi di media sosial (medsos) yang terorganisasi di 70 negara pada 2019 meningkat 150% dalam 2 tahun terakhir. 

Pada 2018, tercatat upaya manipulasi di medsos terjadi di 48 negara, naik dari catatan setahun sebelumnya yang terjadi di 28 negara.

Pertumbuhan tersebut dipicu oleh makin maraknya pemain baru yang sedang bereksperimen dengan peralatan dan teknik-teknik propaganda komputasional selama masa-masa pemilihan umum.

Propaganda tersebut memanfaatkan akun-akun palsu, di mana dalam 3 tahun terakhir ditemukan kelaziman bahwa akun-akun tersebut dioperasikan oleh bot, manusia, dan cyborg.

Meskipun, dibandingkan dengan bot dan cyborg, akun-akun palsu yang dioperasikan oleh manusia jumlahnya lebih besar. Akun-akun tersebut dikatakan mampu berkomunikasi lebih baik melalui komentar, cuitan, maupun pesan pribadi di media sosial.

Di 70 negara yang diteliti, sebanyak 60 di antaranya ditemukan akun-akun palsu yang dioperasikan oleh manusia, termasuk Indonesia, dengan aktivitas propaganda di media sosial yang bergerak dengan cara memperkuat konten dan media daring.

 

TAG#FB

190215384

KOMENTAR