Polri Diminta Usut Tuntas Penghina Ras Papua di Surabaya

Binsar

Thursday, 22-08-2019 | 11:24 am

MDN
Tagar #PapuaBukanMonyet ramai di media sosial karena adanya rasisme yang menimbulkan kerusuhan di Papua. [ist]

Manokwari, Inako

Polri diminta mengusut tuntas oknum yang melancarkan penghinaan atas ras Papua dengan kata-kata tidak pantas, dalam aksi pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya, pada Jumat (16/8).

Permintaan tersebut disuarakan oleh sejumlah anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) karena mereka menilai kata-kata itu menjadi penyebab utama meletusnya demo anarksi di Manokwari Papua beberapa hari lalu.

"Kata-kata rasis yang mendiskriminasi suku Papua itu yang menjadi akar masalah pada aksi anarkis yang terjadi di Manokwari juga beberapa daerah lain di Papua Barat. Maka pelakunya harus diusut, harus diproses hukum karena ini sangat berbahaya bagi persatuan negara dan bangsa Indonesia," kata Anggota MRP Papua Barat, Anton Rumbruren di Manokwari, Rabu (21/8).

Pada acara tatap muka bersama para tokoh di Manokwari itu, ia berpandangan kata-kata rasis tersebut memicu kemarahan yang luar biasa di kalangan masyarakat asli Papua.

"Untuk massa yang terorganisir saat itu dapat melaksanakan aksi secara damai tanpa anarkis. Adapun aksi rusuk, yang berujung pada pembakaran dan perusakan itu adalah aksi spontanitas masyarakat yang meluapkan kemarahannya atas kata-kata rasis tersebut," ujarnya.

Ia berharap, diskriminasi ras Papua yang terjadi di Surabaya harus ditanggapi secara serius. Pelaku harus bertanggungjawab secara hukum.

"Kalau soal kasus bendera, tidak terlalu memberi dampak emosional bagi kami. Tapi kata-kata yang menghina ras Papua itu masalah serius, kami juga manusia jadi jangan sembarang melontarkan kata-kata tak senonoh terhadap kami orang Papua," kata dia lagi.

Ketua MRP Papua Barat pada kesempatan terpisah mengatakan, pihaknya mendukung aksi damai yang menolak isu rasial dan diskriminasi bagi orang Papua. Ia pun menyesalkan ketika akhirnya aksi itu dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memperkeruh situasi dengan membakar merusak fasilitas publik serta tempat usaha milik masyarakat.

"Tidak ada relevansinya antara masalah di Surabaya dengan aksi pembakaran gedung DPR juga kantor MPR Papua Barat di Manokwari. Artinya ada pihak lain yang menciptakan kerusuhan dalam aksi itu," sebut Maxi.

Simak juga Video InaTV, jangan lupa "klik Subscribe" agar selalu terhubung dengan info menarik lainnya.

TAG#MRP, #Ras Papua, #Penghinaan

190232125

KOMENTAR