Pos Lintas Batas Negara Entikong Jadi Objek Wisata

Binsar

Friday, 01-03-2019 | 11:29 am

MDN
PLBN Sanggau Kalbar [ist]

Entikong, Inako –

Pos Lintas Batas Negara Entikong di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat kini menajdi objek wisata, baik oleh masyarakat Sanggau maupun warga dari daerah lain yang ingin berswaforo di lokasi itu.

Secara politik, PLBN mencerminkan wajah sebuah negara. Dan kesadaran itulah yang kemudian mendorong Presiden Joko Widodo merenovasi sejumlah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) termasuk Entikong Kalimantan Barat.

PLBN Entikong berada yang berada di Jalan Lintas Malindo itu, kini tidak hanya menajdi wajah negara, tetapi juga dilihat sebagai objek wisata yang selalu didatangi warga khususnya di akhir oekan dan hari libur.

PLBN ini konon dikenal sebagai pos lintas batas pertama di Indonesia yang mulai beroperasi sejak 1 Oktober 1989.

Pengelolaan PLBN Entikong awalnya berada di bawah naungan Kabupaten Sanggau, kemudian dikelola Provinsi Kalimantan Barat. Namun, kini PLBN itu berada dalam naungan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri.

Renovasi PLBN Entikong rampung sekitar tahun 2015-2016 lalu. Usai dirapikan, pintu perbatasan Indonesia ini berubah menjadi kebanggaan baru. Dan terlihat jauh lebih megah dari pintu perbatasan di Tebedu, Serawak, Malaysia.

Yang membuat pintu perlintasan Indonesia ini menarik adalah dipadukannya bentuk bangunan modern dengan ornamen-ornamen khas Kalimantan. Khususnya Dayak.

Tapi, ada satu spot yang paling diburu pengunjung jika ada ditempat ini. Spot itu bernama Tugu Pancasila. Lokasi berada persis di depan gedung PLBN. Atau, di dalam area perbatasan. Tugu ini semakin ramai setelah Kementerian Pariwisata kerap membuat acara crossborder.

“PLBN Entikong ini indah. Nyaman lokasinya, karena sekitarnya banyak bukit. Hal ini membuat PLBN terlihat sangat menarik. Apalagi di sana ada Tugu Pancasila. Banyak pengunjung yang menyempatkan diri berfoto di sana,” kata Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono, Selasa (26/2).

Yang membuat PLBN ini menjadi lebih nyaman, adalah aksesibilitasnya. Yup, pembangunan tidak hanya terfokus pada fisik gedung PLBN saja. Akses jalan dan lingkungan sekitar juga dibenahi.

“Kualitasnya jalannya sudah bagus. Dan masih ada pembangunan pelebaran jalan dan lainnya. Di sekitar PLBN juga bisa mulai rapi. Seperti inilah seharusnya wajah Indonesia. Rapi dan nyaman,” papar Sapto.

Sedangkan Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung menambahkan, PLBN bisa menjadi ikon sebuah kota.

“Tidak semua kota menjadi border negara. Yang artinya, kota yang memiliki border itu punya peran penting. Karena itulah pandangan pertama border tourism terhadap sebuah negara. Dan tentu saja kehadiran PLBN bisa dimanfaatkan senagai ikon kota. Apalagi PLBN Entikong yang menjadi pos lintas negara tertua di Indonesia,” terangnya. 

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga sependapat. Dijelaskannya, border harus menjadi daya tarik. 

“Karena inilah pintu wisatawan yang ingin ke Indonesia. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengenalkan Indonesia. Bisa melalui souvenir, merchandise dan lainnya. Hal yang harus dimaafaatkan. Karena border adalah wilayah istimewa. Dari situlah keramahan sebuah negara tercermin,” katanya.

KOMENTAR