Potret Buram IPM Kabupaten Indramayu

Johanes

Friday, 20-12-2019 | 09:53 am

MDN
Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat, Adlan Daie

Oleh.  : Adlan Daie

Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat

Indramayu, Inako


Kepemimpinan politik dalam perspektif Imam Al Mawardi dalam kitab maqnum opusnya Al Ahkam Al Sulthoniyah didedikasikan  (tashorruf) sepenuhnya li hifdid din wa syiyasatu al dun ya  untuk kepentingan menjaga agama dan tata kelola kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Dalam konteks Indonesia modern keberhasilan  kepemimpinan politik diatas diukur dari effect tata kelola pemerintahan terhadap grafik Indek Pembangunan Manusia (IPM).

IPM adalah alat ulur kemajuan suatu negara dengan variabel kumulatif dari aspek pendidikan, derajat kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakatnya untuk menentukan kategori rumpun negara maju, berkembang dan terbelakang.  Dalam skala regional Jawa Barat angka IPM Indramayu dapat dibaca secara komparatif untuk menentukan peringkatnya di Jawa Baat dan seberapa besar kontribusi kinerja pemerintah Indramayu terhadap trend grafik  kenaikan IPM masyarakatnya.

Peringkat IPM Kabupaten Indramayu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Tahun 2018 di urutan ke -23 dari 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat.  Dalam rumpun wilayah III Cirebon, IPM  Indramayu di posisi terbawah dengan urutan IPM kota Cirebon sebesar 74, 35, Kabupaten Kuningan sebesar 68,55, Kabupaten Cirebon sebesar 68,05, Kabupaten Majalengka sebesar 66,72 dan di urutan terbawah kabupaten Indramayu sebesar 66,36.

Secara khusus potret IPM diatas dari sisi variarbel aspek pendidikan menurut data BPS tahun yang sama, tahun 2018, Kabupaten Indaramayu juga di urutan terbawah, yakni sebesar 5,9. Artinya, rata-rata lama sekolah warga Indramayu hanya 5,9 tahun, tidak tamat Sekolah Dasar ( SD). Jauh di bawah rata-rata lama sekolah warga Kota Cirebon selama 9,8 tahun, Kabupaten Kuningan 7,3 tahun,  Kabupaten Majalengka 6,9 tahun dan Kabupaten Cirebon 6,6 tahun.  

Inilah potret buram Indramayu dengan visi Remaja-nya. Betapa rendahnya tingkat IPM masyarakatnya, yakni tingkat pendidikan, derajat kesehatan dan kemampuan daya belinya jauh di bawah standar kualitatif masyarakat Jawa Barat. Sebuah  bukti soheh tak terbantahkan  bahwa trilyunan dana APBD setiap tahun tidak berdampak signifikan terhadap proses transformasi  masyarakat Indramayu ke arah yang lebih baik dari sisi derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan kemampuan dayanya. Struktur APBD lebih berorientasi membiayai kesibukan para pejabat untuk rapat-rapat, perjalanan dinas dan acara seremonial untuk panggung politik elektoral  kepemimpinan politiknya.

Konstestasi pilkada Indramayu 2020 harus dimaknai bukan sekedar perebutan jabatan politis tertinggi.di Indramayu melainkan proses politik untuk memghadirkan pemimpin yang tumbuh berkeringat bersama problem-problem sosial untuk peningkatan IPM masyarakatnya.  Bukan pemimpin yang hanya bersandar secara manupulatif di atas catwalk  pencitraannya. Program-programnya terdengar indah sebagai alunan janji, jauh panggang dari api.

Kontestasi Pilkada Indramayu 2020 kita maknai sebagai proses pendidikan politik rakyat untuk tidak memilih pemimpin yang hanya gemar tipu daya angka-angka keberhasilan di panggung sambutan politiknya. Hindari memilih pemimpin yang abai bahwa tugas pemimpin adalah tashuful imam ala al roiyah manutun bil maslahah,  pemimpin yang mampu membawa gerbong panjang rakyatnya ke level derajat maslahat yang lebih baik melalui pembuktian trend kenaikan IPM masyarakatnya secara signifikan.

Imam Al Ghazali dengan keras dan tegas mengingatkan kita dalam kitab Ihya Ulumudin, bahwa  rakyat tidak akan pernah rusak kecuali kerusakan bersumber.dari mentalitas pemimpinnya. Dalam kaidah fiqhiyah, mencegah hadirnya pemimpin yang berpotensi merusak dan membawa mafsadat harus diprioritaskan dibanding sekedar harapan samping dari maslahatnya  (Dar ul mafasid muqaddam "ala jalbil masholih).

semoga bermanfaat.

Simak Video InaTV ajangan Lupa "klik Subscribe and Like" untuk NKRI Hebat.

KOMENTAR