Prabowo Minta Impor Stop, Ini Komentar Ekonom

Sifi Masdi

Tuesday, 06-11-2018 | 13:16 pm

MDN
Capres Prabowo Subianto [inakoran.com]

Jakarta, Inako

Pernyataan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto terkait penghentian semua impor jika terpilih menjadi presiden tahun 2019 menuai banyak komentar. Prabowo ingin Indonesia berdiri atas kaki sendiri.

"Saya bersaksi di sini, kalau Insya Allah saya menerima amanat dari rakyat Indonesia, saya akan bikin Indonesia berdiri di atas kaki kita sendiri! Kita tidak perlu impor apa-apa. Saudara-saudara sekalian! Kita harus dan kita mampu swasembada pangan! Mampu!" kata Prabowo di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (4/11/2018)

Keinginan Prabowo untuk menghentikan impor tidak hanya sekali saja. Misalnya, saat bertemu dengan relawan Rhoma Irama, dia juga mengatakan tak akan impor. Menurutnya, impor menghancurkan rakyat Indonesia seperti petani.

Bagaimana komentar ekonom atas pernyataan itu? Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal menerangkan, impor merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari industri yang merupakan bagian dari dari perekonomian. Saat ini 90% bahan baku maupun barang modal industri dipenuhi dari impor. Artinya, lanjut dia, jika impor disetop maka industri tidak berproduksi.

"Kalau setop impor berarti tidak bisa berproduksi, karena 90% kebutuhan industri dari impor," kata Faisal, Senin (5/11/2018).

Dia mengatakan, masalah Indonesia saat ini ialah defisit transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan sendiri bisa diselesaikan dengan mendorong ekspor. Kembali lagi, dia mengatakan, untuk mendorong ekspor perlu adanya barang-barang impor tersebut.

"Kemudian untuk boosting ekspor dari barang-barang kebutuhan impor tadi yang mana 90% justru untuk industri, yang pada akhirnya bagian tak terpisahkan ekspor," ujarnya.

Sebab itu, dia mengatakan, merupakan hal yang mustahil menyetop impor. Sebab, impor bagian dari perekonomian nasional.

"Jadi sekali lagi apakah impor bisa 0 kan hampir nggak mungkin bahkan mustahil di negara manapun yang tidak impor," ujarnya.

Selain itu, dia mengatakan, impor juga menjadi solusi untuk mengontrol harga. Sebab, kapasitas produksi di masing-masing negara berbeda. Di sektor pangan misalnya, impor diperlukan untuk mengontrol harga saat ada gangguan produksi.

Menurut Faisal, saat ini tidak ada negara yang benar-benar lepas dari impor. Negara seperti Kuba dan Venezuela saja tak lepas dari perdagangan internasional tersebut.

"Nggak ada (yang tidak impor), udah nggak ada lagi. Kuba juga terbuka. Mencoba tertutup seperti Venezuela, seperti kita lihat krisis ekonomi. Venezuela pun sebenarnya ketika menutup diri, tidak serta merta 100% tertutup, tetap partnership dengan negara lain, komunis sosialis, mereka menghindari Amerika," tegas Faisal.

 

KOMENTAR