Praktisi Hukum Amsori Beri Apresiasi Atas Pelantikan Anggota Wantimpres dari Tokoh NU

Jakarta, Inako
Praktisi Hukum dari Islamic Law Firm, Amsori, memberikan apresiasi kepada para Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang telah dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan salah satu yang dilantik adalah tokoh NU.

Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2019) pukul 14.50 WIB. Pelantikan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan SK pelantikan. Ada Sembilan orang anggota Wantimpres, antara lain : (1) Mantan Menko Polhukam Wiranto (Ketua merangkap anggota Wantimpres); (2) Sidarto Danusubroto (politisi PDI-P); (3) Dato Sri Tahir (bos Mayapada Group); (4) Putri Kuswisnu Wardani (bos Mustika Ratu); (5) Mardiono (politisi PPP); (6) Agung Laksono (politisi Golkar); (7) Arifin Panigoro (bos Medco Energi); (8) Soekarwo (mantan Gubernur Jawa Timur); dan (9) Luthfi bin Yahya (tokoh NU).
Simak video InaTv dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia maju.
Presiden Jokowi memimpin jalannya sumpah jabatan berisi "Demi Allah saya bersumpah/Demi Tuhan saya berjanji, bahwa saya akan setia kepada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti kepada bangsa dan negara bahwa saya dalam menjalankan jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, kerja sebaiknya-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab."
Amsori dalam acara Ngopi Santri (Ngobrol Pemikiran dan Kesadaran Literasi) mengucapkan selamat kepada para anggota wantimpres yang telah dilantik, khususnya memberikan apresiasi kepada sosok ulama kharismatik Habib Luthfi bin Hasim bin Yahya yang juga sebagai Ketua Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah Nahdlatul Ulama (JATMAN-NU) semoga peran Ulama dan Umaro dalam bersinergi dapat membangun Indonesia menjadi lebih Maju.
Amsori teringat pesan Habib Lutfhi, bahwa mempelajari ilmu hukum syariah, fiqih dan ushul fiqih serta ilmu kalam adalah sebuah keniscayaan bagi umat Islam, termasuk kalangan Santri. Namun, seorang Santri harus pula aktif menggali keilmuan lain yang juga bersumber dari kitab suci.

“Seperti halnya ‘Belajar halal-haram itu pokok, belajar sifat wajib-jaiz (Allah) itu kewajiban. Namun sebagai santri juga harus belajar menggali isi kandungan Al-Qur’an yang juga berisi ilmu teknologi, kedokteran dan bahkan astronomi serta antariksa, sebagaimana yang tersebut dalam Al-Quran,” kata Amsori dalam pesan tertulis kepada Inakoran.com, Sabtu (14/12/2019).
Menurut Amsori, saat ini sebagian masyarakat Indonesia tertinggal karena kurang mempelajari perkembangan ilmu teknologi, ilmu alam dan ilmu falak.
“Islam itu kaya, namun terkadang ustadz dengan ustadz saling diam, habaib dengan habaib tidak akur, yang dibahas wacana politik pilkada dan pilpres lima tahunan terus. Tidak jarang ribut masalah sekitaran khilafiyah imam mazhab, bab qunut, talqin, tahlil, maulid, dan sering membid'ahkan yang tidak sepemahaman,” tegas Praktisi Hukum dari Islamic Law Firm itu.
“Semoga dengan bersinergi antara Ulama dan Umara dalam menata pemerintahan Indonesia tercinta ini, dapat membawa dampak positif bagi negeri Indonesia menjadi Negara yang didambakan dan dicita-citakan, yakni negeri yang Baldatun Thoyibatun Warabun Ghofur,” tambahnya.
TAG#Wantimpres, #NU, #Amsori
190234254
KOMENTAR