Problem Partai Golkar

Oleh. : Adlan Daie
Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat
Indramayu, Inako
Adalah kesombongan yang dipelihara jika Partai Golkar Indramayu mengklaim diri atau setidak-tidaknya dipandang tidak menyimpan problem politik pasca OTT KPK menjerat pucuk utama pimpinannya H. Supendi, Ketua DPD partai Golkar sekaligus Bupati Indramayu. Kasus OTT KPK ini sudah pasti merusak martabat pribadi pelakunya, Partai Golkar yang dipimpinnya dan mencederai harga diri rakyat Indramayu. Pengembangan penyidikannya akan menentukan ke arah dan sejauh mana kasus OTT KPK tersebut akan mengalir sampai jauh.
Partai Golkar, partai pemenang Pemilu 2019 di Indramayu sebagai pengemban amanat suara publik tentu tidak bijaksana menganggap kasus OTT KPK diatas hal biasa-biasa saja. Partai Golkar penting untuk memperbaiki diri agar tetap dalam khittahnya hadir sebagai suara Golkar, suara rakyat, bukan suara Golkar semata-mata suara pengurusnya. Partai Golkar perlu kearifan bertransformasi diri dalam konteks rekruitmen suksesi kepemimpinan politik terkait kontestasi Pilkada Indramayu 2020.
Pilkada Indramayu 2020 adalah masa depan Indramayu dan masa depan Indramayu adalah masa depan milenial. Ciri dan karakteristik milenial menurut hasil penelitian Boston Consulting Group (BCG), antara lain, bersifat instans, serba cepat, praktis dan No Gadget No Life (tanpa handphone pintar matilah aku).John Naisbitt dan Alvin Toffler, dua pakar futurulogi (ilmu sosial masa depan) menambahkan variabel ciri millenial di luar unsur kategori usia, yakni beragama tanpa spritualitas ruhaniyah dan akseleratif secara individual yang disoriented.
Dalam perspektif masa depan Indramayu diatas itulah, Partai Golkar tidak cukup menghadirkan calon bupati dalam kontestasi Pilkada Indramayu 2020 sekedar memenuhi syarat minimalis, miskin visi dan gagap narasi. Ibarat sholat Jum'at berjemaah di Masjid Agung tidak cukup seorang Imam sholat hanya memakai sarung penutup aurat dari pusar ke lutut (untuk laki-laki) tanpa pakaian pelengkap kepantasan lainnya. Sah secara syar'i (hukum), tapi jauh dari standar kepantasan dan nilai peradaban masa depan.Pointnya, politik sebagai jalan mulia dan beradab menjadi nihil nilai kemuliaan dan keadaban politiknya.
Partai Golkar dengan kedewasaan, kematangan dan pengalaman politiknya sesungguhnya (dan seharusnya) memiliki kemampuan untuk hadir ibarat hulu sungai mengalirkan air besih dan bening membasahi dahaga hati rakyat yang dipimpinnya. Menghadirkan pemimpin yang memiliki inner power menggerakkan sel-sel birokrasi dengan jiwa pengabdian melampaui tugasnya dan menggairahkan partisipasi, optimisme dan harapan publik, menuntun birokrasi dan rakyatnya dalam irama tantangan semangat jamannya, jaman milenial.
Partai Golkar dalam kerangka tantangan milenial diatas sungguh tidak memadai lagi hanya sekedar menghadirkan bupati robot birokatis ,bekerja dengan irama mesin yang rutin, protokoler, membaca teks sambutan dan pidato kering tanpa narasi di panggung publik. Jauh di bawah standar kepemimpinan poliitik yang influencer, mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku publik. Publik yang tak mudah menyerah oleh panasnya matahari dan tak padam harapannya oleh hujan sehari.
Harapan publik yang tersisa terhadap Partai Golkar dengan visi Remaja yakni Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera, dalam kontestasi Pilkada Indramayu 2020 benar-benar menghadirkan pemimpin yang 'Religius' secara personal,tidak miskin visi, fasih narasi dan diksi politiknya, menggerakan optimisme dan harapan rakyatnya untuk mengejar satu sisi, harus diakui, ketertinggalan IPM masyarakatnya dan di sisi lain dalam kerangka optimalisasi management pelayanan publik sejalan dengan tuntutan era milenial yang serba instan, cepat dan praktis.
Kepemimpinan politik sebagaimana gambaran di atas itulah yang dapat mengakhiri spekulasi dampak lanjutan kasus OTT KPK untuk selanjutnya fokus pada peningkatan IPM masyarakatnya dan perbaikan instrument layanan publik secara cepat dan terukur seperti layaknya jasa layanan swasta semacam JNE, JNT dan lain-lain memanjakan layanan pada konsumennya.
Kesanalah Partai Golkar bergerak maju membawa gerbong panjang rakyat silent majority (mayoritas diam) menyongsong masa depan Indramayu memasuki zona jaman millenial dengan segala tantangan dan ruang adaptasinya. Dan disitulah sejatinya makna suara Golkar, suara rakyat.
Semoga bermanfaat.
TAG#Indramayu, #Partai Golkar, #Adlan daie, #Pilkada Indramayu
198730229

KOMENTAR