Prof. Martin Harun OFM: Dokumen Persaudaraan Manusia Menantang Gereja, Apakah Masih Punya Iman

Jakarta, Inako
Dokumen ‘Persaudaraan Manusia’ yang ditandatangani bersama oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar al-Azhar, Ahmed el-Tayeb, merupakan sebuah peristiwa besar dalam sejarah Gereja Katolik. Apalagi dokumen ini ditandatangani di Abu Dhabi Uni Emirat Arab, Senin (4/2/2019) bukan di Vatikan.
Bagaimana tanggapan para pemimpin agama di dunia terhadap dokumen tersebut? Untuk melihat sejauhmana respon dunia atas dokumen historis tersebut, maka lembaga Justice, Peace and Integrity of Creation (JPIC) OFM bekerja sama dengan ICRP mengadakan Talkshow Perdamaian di Gereja St. Paskalis, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu, 16 Maret 2019.

Talkshow dengan tema “Tuhan Jadikanlah Aku Pembawa Damai” menghadirkan dua pembicara Prof. Dr. Martin Harun, OFM, dan Prof. Dr. Hj, Siti Musdah Mulia, MA. Talkshow ini dihadiri para biarawan Fransiskan Jakarta, Ordo Fransiskan Sekular (OFS), para suster, sejumlah aktivis dari ICRP, dan umat Paroki St. Paskalis.
Dalam dialog itu ada sejumlah pertanyaan muncul terkait bagaimana respon para pemimpin agama di Indonesia pasca penandatanganan dokumen tersebut. Pertanyaan itu muncul karena hingga saat ini belum ada respon resmi dari para pemimpin agama di Indonesia. Respon hanya datang dari kalangan Gereja Katolik sendiri.

Menanggapi pertanyaan itu, Pastor Martin Harun OFM mengakui bahwa hingga saat ini pihaknya juga belum mengetahui seperti apa respon para pemimpin agama di Indonesia saat ini. Pasalnya, dia hanya fokus melihat bagaimana respon orang katolik terhadap dokumen tersebut.
Menurut guru besar bidang Kitab Suci di Sekolah Tingga Filsafat (STF) Driyarkara itu, seharusnya setiap orang Katolik sadar bahwa belum tentu semua orang atau agama gembira dengan dokumen ini. Namun yang paling penting dokumen ini justru menantang setiap orang Katolik apakah masih memiliki iman.
“Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu berpikir bagaimana orang lain merespon dokumen ini, tetapi justru fokus melihat bagaimana orang Katolik mau menangkap dan memahami makna dari dokumen ini. Dokumen ini jelas sangat menantang Gereja untuk melakukan refleksi apakah masih mempunyai iman. Jadi lebih melihat bagaimana tanggapan orang Katolik sendiri,” tutur Pastor Martin.
Pernyataan ini memang sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Paus Fransiskus usai menandatangani “Dokumen Kemanusiaan” di Abu Dhabi beberapa waktu lalu. Menurut Sri Paus, dokumen itu disiapkan dengan banyak refleksi dan doa. Dan tujuan dokumen ini, kata Paus, seperti yang dilansir Reuters, adalah mengajak semua mereka yang percaya kepada Tuhan dan berpihak kepada persaudaraan manusia agar bersatu dan menjadi pembimbing bagi masyarakat masa depan untuk saling hormat menghormati sambil menyadari kehadiran Tuhan di tengah-tengah manusia.
Pemimpin Gereja Katolik itu menambahkan, dokumen ini “lahir dari iman akan Tuhan yang merupakan Bapa daripada semua orang dan Bapa dari perdamaian; dokumen itu mencela semua kehancuran, semua terorisme, dari terorisme pertama dalam sejarah, yaitu Kain.”
Satu bahaya besar saat ini, kata Paus Fransiskus ialah “kehancuran, perang, kebencian di antara sesama manusia. “Jika kita umat beriman tidak dapat berjabat tangan, saling berpelukan dam tidak saling mendoakan, iman kita akan dikalahkan” ujar Sri Paus.
Simak juga video berikut ternyata Hoax pertamakali dilakukan di taman Eden menurut Pendeta Adrie Massie, jangan lupa "klik Subscribe" agar selalu terhubung dengan info menarik lainnya.
TAG#Dokumen, #Persaudaraan Manusia, #Paus Fransiskus, #Talkshow Perdamaian, #Martin Harun
198734043
KOMENTAR