Prof Musdah Mulia: IWTIF Koherensi Budaya Indonesia

Hila Bame

Friday, 24-03-2023 | 12:36 pm

MDN
Prof. Musdah Mulia

 

 

JAKARTA, INAKORAN

Semesta akan bahkan, pasti mengikuti langkah positif setiap orang yang ingin merubah dunia ke arah yang positif.

Namun jika sebaliknya tentu dipertanyakan.

Demikian merawat tubuh, memperpanjang eksistensi kecantikan/kegantengan melalui  Festival Etnowellness bagi pria maupun lawanya, akan digelar marathon selama 30 hari pada September 2023.

Festival Etnowellness menjadi unik dan panggung yang disodorkan Indonesia untuk masyarakat dunia.

Festival dimaksud memanggungkan cara merawat tubuh bermuara pada kestabilan jiwa yang rentan oleh gemuruh dan pengab akibat disrupsi di segala aspek kehidupan umat manusia yang semakin ambigu. 

Kata Etnowellness terdiri dari dua kata: Etnos artinya rakyat/ras/kelompok budaya (bahasa Yunani) dan wellnes bermakna bugar/gaya hidup yang diupayakan (cost) dan bukan pasrah. 

Dosen senior Prof. Musdah Mulia,  sangat apresiasi ide besar Festival Kesehatan-Indonesia Wellness Tourism International Festival ( IWTIF )  dengan mengangkat  Rempah dalam negeri sebagai bahan kebugaran yang digelar selama 30 hari, pada September 2023. 

Dalam perjalanannya IWTIF bertransformasi ke Festival  Etnowellness artinya, kesehatan kebugaran yang ditampilkan Festival  Etnowellness tidak seperti yang ditawarkan oleh banyak negara di dunia.

Festifal Etnowellness 2023, menjadi unik karena mengangkat kebugaran ala Indonesia ke panggung dunia  berbasis etnik/suku-suku yang menjalar dari Papua-hingga Sabang dari Miangas hingga Nias di Utara Bumi pertiwi. 

Dikenal luas bahwa setiap suku yang ada di Indonesia memiliki cara dan bahan tanaman rempah yang digunakan untuk merawat tubuh/jiwa raga.

Katakanlah di tanah Jawa memiliki Jamu untuk merawat tubuh.

Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki cara dan bahan berasal dari tanaman atau lebih dikenal dengan sebutan rempah untu mengobati maupun merawat kecantikan.


baca: 

IWTIF Gelar Festival Kesehatan September 2023


 

"Banyak orang berpikir bahwa budaya hanya tari-tarian padahal, banyak sekali sumber daya yang bisa dikelola, tidak saja sebagai komoditi namun bisa digunakan sebagai ramuan kesehatan, memelihara jiwa raga" tegas Prof. Musdah di Jakarta, Selasa (21/3/23). 

 

Lebih lanjut Musdah mengatakan bahwa Festival Etnowellnes akan mempromosikan budaya Indonesia dari sisi kesehatan umat manusia.  Bebicara tentang budaya  menyangkut semua aspek dalam kehidupan manusia, menyangkut  pemikiran, karsa, dan kreativitas. 

 

Karena itu, lanjut Musdah, Festifal Etnowellness 2023, merupakan sebuah upaya yang sangat perlu didukung oleh pemerintah, terutama bagaimana memperkenalkan dan mempopulerkan penggunaan rempah-rempah untuk kesehatan dan sumbernya dari dalam negeri (Indonesia), pungkas Prof Musdah. 

"Indonesia tidak hanya miliki minyak dan tambang yang tidak lama lagi akan habis". ujarnya.  

Sejak abad ke lima bangsa Eropa mulai datang menjajah Indonesia hanya untuk mengambil rempah-rempah di Pulau Ambon, dan pulau-pulau lain di Indonesia.

Dengan festival ini saat nya bangsa  menggali seluruh potensi rempah sebagai salah satu komoditi yang digunakan sebagai bahan kebugaran, ujarnya. 

Semangat menggaungkan industri Etnowellness Nusantara begitu mengundang perhatian para stakeholder Etnowellness dalam penyelenggaraan Festival Etnowellness  2023.


 

baca:  

Budaya Spa Indonesia Sudah Seharusnya Mendunia

 


 Festival Etnowellness  2023, ini berlangsung 1–30 September 2023 secara virtual dan offline di tiga kota diantaranya  Jakarta, Yogyakarta dan Denpasar Bali.

Event yang akan dilaksanakan setiap tahun berkesinambungan ini merupakan ajang promosi Etnowellness secara virtual dan offline  memperkenalkan kebugaran tubuh manusia dari berbagai suku-suku yang ada di Indonesia pada panggung global.

Ada ratusan UKM/IKM di bidang Etnowellnes yang ambil bagian dalam Etnowellnes 2023. 

Efek Ekonomi UMKM Indonesia

Data  terakhir yang dikeluarkan Kementerian Koperasi dan UMKM bahwa hanya 30 persen manusia di Indonesia yang bekerja di sektor formal (pekerja kantoran). Selebihnya perekonomian bangsa Indonesia yang bertumbuh pada kisaran 5,1 persen, ditopang oleh  pebisnis pada sektor UMKM/IKM.

 

 

TAG#IWTIF, #MUSDAH

198738481

KOMENTAR