Program OK OCE Anies dan Sandi Mati Masih Bayi

Binsar

Tuesday, 04-09-2018 | 06:12 am

MDN
Ilustrasi [ist]
Pasca penutupan sejumlah OK OCE Mart, dalam beberapa waktu terakhir, Program One Kecamatan One Center for Enterpreneurship (OK OCE) yang menjadi program andalan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mulai dipertanyakan banyak kalangan.

 

Jakarta, Inako –

Pasca penutupan sejumlah OK OCE Mart, dalam beberapa waktu terakhir, Program One Kecamatan One Center for Enterpreneurship (OK OCE) yang menjadi program andalan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mulai dipertanyakan banyak kalangan. Salah satunya OK OCE Mart yang terletak di Kalibata, Jakarta Selatan.

Menurut Ketua Umum Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) Faransyah Jaya, OK OCE Mart di Kalibata tersebut tutup karena persoalan harga sewa lahan. Menurut Faran, toko tersebut tak bisa menutup biaya operasional sehingga akhirnya harus tutup.

"Kalau lahannya tidak sewa masih memungkinkan menutup biaya operasional," kata Faran saat dikonfirmasi, Senin (3/9).

Jika lahan yang digunakan tidak menyewa, Faran meyakini OK OCE Mart tersebut masih bisa beroperasi. "Pada saat sewa biaya sewa tidak tertutup oleh keuntungan," ujarnya.

Kendati demikian, Faran menyebut baik PGO maupun Pemprov DKI tak bisa membantu banyak operasional OK OCE Mart di Kalibata. Pasalnya, menurut Faran brand OK OCE Mart tersebut bukan milik PGO maupun Pemprov DKI.

Sedangkan brand yang dibuat oleh PGO dan Pemprov DKI adalah Gerai OK OCE. Faran menjelaskan OK OCE Mart merupakan produk yang lahir saat Pilkada DKI 2017 silam. Dan saat ini setidaknya ada lima toko OK OCE Mart. "Itu sejak kampanye," ucap Faran.

OCE kini diadopsi di 44 kecamatan di ibu kota, serta diharapkan mampu menambah 200 ribu lapangan kerja.

Faran menuturkan pihaknya telah mengajak para penggerak OK OCE Mart untuk bergabung dengan PGO dan Gerai OK OCE. Namun, hingga kini baru satu OK OCE Mart yang bergabung.

 

KOMENTAR