Prospek H. Juhadi Muhamad di Pilkada Indramayu 2020

Johanes

Thursday, 12-12-2019 | 19:12 pm

MDN
Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat, Adlan Daie

Oleh  : Adlan Daie
Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat

Indramayu, Inako

 

Mendaftarnya H.Juhadi Muhamad, ketua PCNU Indramayu ke PDI Perjuangan via DPD PDI Perjuangan Jawa Barat sesuai mekanisme internal partainya dan ke DPC PKB Indramayu dengan iring-iringan massa pendukungnya sebagai bakal calon bupati Indramayu dalam kontestasi Pilkada Indramayu 2020 kita letakkan sebagai bagian yang melekat dari hak politiknya sebagai warga negara yang peduli melibatkan diri dalam ikhtiar memperbaiki Indramayu pasca OTT KPK yang sungguh sangat merusak marwah, harga diri dan martabat Indramayu yang mengusung visi "Religius".

Mengukur trend elektoral H. Juhadi Muhamad dalam peta elektotal saat mengikuti kontestasi Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 dengan narasi pesimisme tentu wajar sejauh menghindari ujaran kebencian, ujaran keangkuhan dan narasi stigmatik yang menyasar martabat pribadinya meskipun sudut pandang elektoral di atas jauh dari valid dari sisi methodologi riset elektoral politik. 

Kontestasi Pileg secara terkait dengan kontestasi elektoral partai. Makin tinggi tiang pancang elektoral partainya makin besar peluang trend elektoral calegnya,  terkatrol ke atas mengikuti trend elektoral partainya. Di sisi lain, kontestasi Pilkada lebih determinan bertumpu pada kekuatan magnit figur dibanding back up partai pengusungnya. Dengan kata lain, pembandingan elektoral kontestasi pileg dan pilkada tidak apple to apple, kecuali sekedar untuk bahan diskusi di 'warung-warung kopi (lendot).

Sebaliknya, optimisme berlebihan semata-mata  bertumpu pada basis sosial ke NU-an sebagai variabel basis keunggulan H. Juhadi Muhamad tentu tidak tepat dan tidak valid pula dari sisi variabel pemilih masyarakat Jawa yang hingga saat ini belum bergeser jauh dari hasil penelitian Clifford Gerd (tahun 1956) yang dituangkan dalam bukunya The Religion Of Java  dimana ceruk pemilih rumpun abangan jauh lebih besar dibanding  rumpun pemilih santri.

Proses kontestasi Pilkada Indramayu 2020 masih mendaki, berliku dan panjang perjalanannya. Keunggulan daya tumpu sosial H. Juhadi Muhamad sebagai Ketua PCNU  Indramayu selama tiga periode masih harus diuji dan dihadapkan dengan problem-problem politik struktural partai, skenario kontestasi, kemampuan kerja politik tim pendukungnya dan desain branding isu-isunya secara kontekstual.

Peta jalan dan skenario politik yang harus ditempuh dan dibangun H. Juhadi Muhamad dan tim pendukungnya untuk memenangkan kontestasi Pilkada Indramayu 2020, setidaknya :  

Pertama, membangun koalisi besar dan solid dengan meletakkan PKB dan PDI Perjuangan sebagai basis utama koalisi partai pengusungnya dan proporsi figur wakilnya dari wilayah Indramayu Barat dengan memaksakan kontestasi berlangsung secara head to head berhadapan dengan pasangan calon yang diusung poros petahana.

Kedua, kecenderungan kerja politik pendukungnya dari basis internal rumpun NU yang selama ini  berkerumun di media sosial dan senang dengan pola penghimpunan massa harus digeser dengan pola kerja politik secara terukur berbasis panduan peta survey dengan menarik magnit isu yang relevan dari sisi potensi pemilihnya.

Ketiga, bangunan orkestrasi politik dengan beragam partai pengusungnya harus diletakkan dalam proporsi kerja-kerja politik yang sambung menyambung menjadi satu poros kekuatan meskipun dengan pembidangan yang tegas satu sama lain untuk menghindari tumpang tindih yang saling melemahkan. Di sinilah peran penting seorang tokoh berpengaruh untuk mengendalikan irama kerja orkestrasi politiknya.

Keempat, penting untuk tidak dilupakan hadirnya tim khusus memiliki kemampuan sebagai juru bicara yang fasih membranding H.Juhadi Muhamad secara elektoral di satu sisi dan kemampuan daya ganggu di sisi lain terhadap poros petahana yang sangat piawai memainkan jaringan birokrasi dan anggarannya dengan modus dan cara yang sulit di jangkau regulasi negara dan berkemampuan menghindar dari delik pelanggaran pidana pemilu dan pidana umum lainnya. 

Tanpa kemampuan daya ganggu politis bersifat masiif poros petahana akan berjalan konsolidasi politiknya sebagaimana umumnya selama ini meskipun jerat OTT KPK menghantui dan mempersempit panggung orkestrasi politik mereka. Pukulan politis yang bersifat viral dalam sekali pukul akan meruntuhkan psyikhologi politik poros petahana.

Pertanyaannya, mampukah H.Juhadi Muhamad dan tim pendukungnya mendaki, melewati kerumitan-kerumitan ujian politis di atas untuk mewujudkan cita-cita politiknya wis wayae wong NU dadi Bupatie (sudah saatnya orang NU jadi Bupati) dalam kontestasi Pilkada Indramayu 2020? 

Tentu perjalanan waktulah yang bisa menjawabnya. Politik sebagaimana agadium Otto Van Bismove, politisi Jerman bersatu abad 19, adalah The act of possible, seni mengelola kemungkinan dengan unsur kejutannya.  Kemungkinan kalah dan menang ibarat dua sisi mata uang logam akan tiba salah satunya tergantung intensi kerja kerja politiknya, termasuk bagi H. Juhadi Muhamad.

Semoga bermanfaat.

KOMENTAR