Rabies Tidak Berpengaruh Pada Kunjungan Wisatawan di NTT

Kupang, Inako
Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan bahwa wabah anjing gila (rabies) yang sedang terjadi di Kabupaten Sikka, Flores sama sekali tak akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke provinsi berbasis kepulauan ini.
"Rabies itu bukan merupakan penyakit menular atau endemik. Tidak seperti kasus demam berdarah sehingga kasus seperti ini tidak akan menggangu kunjungan wisatawan di daerah ini," kata Karo Humas NTT, Marius A Jelamu di Kupang, Kamis (18/7).
Marius menjelaskan hingga saat ini, rabies di Sikka mengakibatkan beberapa orang meninggal dunia dan 22 orang lainnya dinyatakan positif terkena virus rabies.
Ia menambahkan wisatawan sendiri tak terlalu terpegaruh dengan kasus rabies tersebut, karena memang yang paling ditakuti adalah kasus malaria seperti yang terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia.
"Kita belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Kasus ini sebenarnya terjadi setiap tahun, tetapi kita lihat tidak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan," ungkap dia.
Walaupun tak berpengaruh pada kunjungan wisatawan, pemerintah provinsi sudah memberitahukan kepada setiap kabupaten untuk mulai lakukan pencegahan.
Berbagai cara seperti pemberian vaksin agar masyarakat bisa terhindar dari virus rabies hendaknya segera dilakukan di seluruh kabupaten/kota sehingga tak berdampak ke daerah lain.
Sementara itu, Kadis Pariwisata NTT Wayan Darmawa mengatakan bahwa penangananan cepat kasus anjing gila harus segera dilakukan.
Oleh karena itu diperlukan kerja sama antara pemda dengan masyarakat agar bisa mengeliminir kasus rabies itu pada masyarakat.
"Bantuan tur guide dan pelaku wisata dengan menjauhkan wisatawan dari wilayah rawan dan peningkatan kewaspadaan. Kita berharap jangan ada wisatawan yang terkena gigitan anjing gila ini," demikian Wayan Darmawa.
TAG#Rabies, #Sikka NTT, #Wisatawan
190215755
KOMENTAR