Raja Salman Pecat Wakil Kepala Dinas Intelijen Terkait Kematian Jamal Khashoggi

Sifi Masdi

Saturday, 20-10-2018 | 18:14 pm

MDN
Mayjend Ahmed bin Hassan bin Muhammad Assiri [ist]
"Kerajaan menyampaikan rasa penyesalan atas perkembangan buruk yang terjadi dan menekankan komitmen pemerintah untuk membeberkan fakta ke pubik dan menyeret mereka yang bertanggung jawab ke ranah hukum,"

 

Riyadh, Inako

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz, Jumat (19/1/2018) menerbitan tiga perintah kerajaan. Demikian dikabarkan kantor berita SPA.

Perintah pertama adalah mencopot Mayor Jenderal Ahmed bin Hassan bin Muhammad Assiri dari posisinya sebagai wakil kepala dinas intelijen. Perintah kedua adalah membebastugaskan Saud bin Abdullah al-Qatani dari jabatannya sebagai penasihat istana.

Sementara perintah ketiga adalah pemberhentian sejumlah pejabat tinggi di dinas intelijen Arab Saudi. Mereka yang dihentikan adalah asisten kepala dinas intelijen Mayjen Muhammad bin Saleh al-Rumaih dan asisten kepala dinas intelijen urusan SDM Mayjen Abdullah bin Khalifa al-Shayea.

Selain itu, Direktur Jenderal Keamanan dan Perlindungan Dinas Intelijen Mayjen Rashad bin Hamed al-Mehmadi juga diberhentikan. Kemungkinan besar pemberhentian sejumlah perwira tinggi ini terkait dengan skandal tewasnya jurnalis Jamal Khashoggi.

"Kerajaan menyampaikan rasa penyesalan atas perkembangan buruk yang terjadi dan menekankan komitmen pemerintah untuk membeberkan fakta ke pubik dan menyeret mereka yang bertanggung jawab ke ranah hukum," demikian pernyataan pemerintah seperti dipublikasikan SPA.

Selain memecat sejumlah jenderal, pemerintah Arab Saudi juga dikabarkan telah menangkap 18 orang yang terkait dengan insiden tersebut. Di sisi lain, Raja Salman memerintahkan pembentukan komite kementerian untuk melakukan restrukturisasi dinas intelijen selama satu bulan ke depan.

Komite ini dipimpin sang putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman yang akan membawahi sejumlah pejabat termasuk mendagri, menlu, dan kepala dinas intelijen. Kabar pemecatan Mayjen Al-Assiri ini sekaligus mengkonfirmasi kabar yang dimuat harian The New York Times pada Kamis (18/10/2018).

Harian tersebut mengabarkan, sejumlah sumber terpercaya di Arab Saudi membeberkan rencana untuk "mengorbankan" Mayjen Ahmed al-Assiri dalam kasus kematian Jamal Kashoggi.

Sang jenderal terlebih dulu dikenal sebagai juru bicara koalisi Arab Saudi dalam perang Yaman sebelum dipromosikan menjadi wakil kepala dinas intelijen. Mayjen Al-Assiri juga diketahui merupakan sosok yang amat dekat dengan Pangeran Mohammed bin Salman, pewaris tahta Arab Saudi.

 

Baca juga :


 

 



 

KOMENTAR