Ramses Lalongkoe: Oposan Sengaja Giring Kerumunan Jokowi ke Ranah Hukum, Petrus Selestinus Terlalu Dipaksakan

Hila Bame

Sunday, 28-02-2021 | 21:17 pm

MDN

 

Jakarta, INAKORAN

 

Antusiasme warga Nusa Tenggra Timur  (NTT)  dalam menyambut  Presiden Joko Widodo adalah ungkapan kegembiraan semata. Semata-mata gembira dari kenyataan  yang diberikan Jokowi melalui pembangunan waduk.

 

Sedikitnya ada tiga waduk dibangun Jokowi selama 7 tahun berkuasa.  Dua buah waduk di Pulau Timor dan satu lagi dibangunnya di Sikka, Kabupaten di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

 

Luapan kegembiraan para ibu dan bapa yang ada di Flobamora tidak lebih dari sebuah wujud budaya.  Dan salah satu kongkrit budaya warga NTT adalah terima kasih. Budaya "kerja keras"  warga NTT dihadiahi waduk oleh Jokowi. 


 

BACA:  Milenial bukanlah satu-satunya 'generasi yang kelelahan'. Tanya saja kita semua

 


Namun demikian kritikan dari sebagian warga bangsa yang dialamatkan kepada Jokowi agar kerumunan yang terjadi di beberapa tempat di NTT diduga sebagai pelanggaran protokol kesehatan covid19 (prokes) adalah kekeliruan besar dan bernuansa politis, tandas Ramses Lalongkoe, dalam diskusi mengusung tema" Rakyat Menggugat" yang diselenggarakan Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) Minggu (28/2/21).

 

 

" Pihak yang mengkritik kerumunan tersebut dikenal sebagai oposan Jokowi" sambung Dosen Mercu Buana tersebut. Jokowi, lanjut Ramses, hanya sebagai tamu undangan untuk meresmikan Bendungan Napun Gete.

Sementara Petrus Selestinus Ketua Presidium Kongres Rakyat Flores (KRF)  di tempat yang sama  menyayangkan sikap para pengkritik. Petrus mengakui Jokowi  "terjebak" dalam kerumunan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya. 

 

Antusiasme masyarakat NTT kepada tamu apalagi terhadap seorang Jokowi yang dikenal diam namun berkarya untuk nusa dan bangsa lebih merupakan budaya terima kasih warga NTT. 

Kelangkaan "perbuatan" dari banyak pemimpin dan Jokowi tampil beda dalam segala wacana ejawantah. Setiap pemimpin, bahkan banyak orang menyebut diri sebagai pemimpin yang disegani,  berharap ada monumen yang dilegacy. 

Monumen selalu dikenang. Dipuja jika boleh dibuatkan patung lilin seperti  yang berderet kaku di museum Madame Tussauds dunia, di negeri Pangeran Charles.

 

Sayangnya,  monumen diri, perlu ada dan, harus ada Recognize (pengakuan)  dari audiens. Bukan ngaku-ngaku. Bukan ngaku hebat akan diri sendiri.  Ini benar-benar cilaka. Minta ampun deh!

 

Jika Jokowi memang tidak bersalah jangan digiring sebagai pelanggar. Memaksakan orang lain bersalah adalah kesialan. Jokowi telah berkomitmen untuk menaruhkan jiwa dan raga untuk kesejahteraan bangsa.

Komitmen bukan berdiam diri. Komitmen adalah berpikir, berbuat dan ada hasilnya.  Waduk di NTT adalah komitmen diri seorang Jokowi. Waduk NTT adalah hasilnya.  Kita Lambungkan slogan Jokowi: Kerja, Kerja, Kerja.  Ingat bukan Hari - Hari omong Politik, Harimpol !! 

TAG#RAMSES, #WADUK NTT

198738161

KOMENTAR