Ratusan Pohon Bakal Menghijaukan Bantaran Sungai Karang Mumus Samarinda

Binsar

Friday, 11-01-2019 | 12:33 pm

MDN
Organisasi Otonom KSR melaksanakan kegiatan setiap akhir pekan yaitu penanaman pohon di sepanjang sungai karang mumus, Pada Sabtu,15 September 2018 [ist]

Samarinda, Inako –

Dalam waktu tidak lama lagi, wajah Sungai Karang Mumus (SKM), Samarinda Kalimantan Timur yang sekian lama nampak gersang dan tidak terurus, akan berubah drastis. Pasalnya, belum lama ini, sekitar 700 warga Kota Samarinda ramai-ramai menanam berbagai jenis pohon di sepanjang bantaran sungai itu, Kmais.

Mereka berasal dari dari berbagai elemen seperti siswa SD, SMP, SMA, ibu-ibu kelompok arisan, dan lainnya menanam pohon di bantaran sungai yang menjadi ikon Kota Samarinda itu.

"Kami bersyukur karena makin hari makin banyak warga yang perhatian terhadap SKM, sehingga ke depan kami optimis makin banyak yang memahami tentang makna sebenarnya, apa itu restorasi sungai," ujar Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) SKM, Misman di Samarinda, Kamis.

Sejumlah peserta yang hadir diantaranya SDN 003 Palaran, SDN 015 Sungai Kunjung, SDN 010 Samarinda Kota, SDN 004 Samarinda Kota, SDN 005 Samarinda Kota, SMPN 16 Samarinda, MAN 2 Samarinda, kelompok Arisan Ibu-Ibu Lurah, dan dari Forum Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Samarinda.

Kegiatan mereka tersebut bersamaan dengan HUT TVRI Kaltim yang ke-56, sehingga para kru dari TVRI Kaltim juga turut menanam pohon di bantaran SKM kawasan Muang dalam upaya turut mencetak hutan kota yang masih minim.

Menurut Misman, selama ini sudah ada ribuan warga Samarinda, bahkan warga dari luar Samarinda yang berpartisipasi dalam upaya membersihkan SKM mulai dari memungut sampah yang terapung, berserakan di tepinya, hingga yang terpendam di dasar sungai.

Selain itu, ada ribuan pula warga yang membantu bibit pohon, ada yang mencari biji buah langka yang merupakan spesies sungai untuk disemai, dibibitkan, dan kemudian ditanam di bantaran sungai maupun di ruang sungai.

Diantara tujuan penanaman pohon di ruang SKM adalah agar daunnya menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida, sementara akarnya mampu menahan erosi, menyerap racun secara alami, dan membantu berkembangnya ekosistem.

Sementara dalam proses penanaman pohon tersebut dibagi menjadi beberapa titik karena banyak orang yang datang, diantaranya sebagian peserta ada yang khusus membuat lubang tanam di bagian hilir, kemudian sebagian menanaminya.

"Sedangkan kelompok lainnya langsung menuju ke seberang sungai karena di kawasan itu sudah disiapkan oleh Yustinus (Koordinator Umum GMSS-SKM) sebanyak 120 lubang tanam. Setelah ini, kami bersama orang yang peduli tentu akan terus merawatnya agar tanaman dapat tumbuh," ucap Misman.

 

KOMENTAR