Reading Group Pangeran Dari Timur Dorong Lahir Kelompok Baca Baru

Jakarta, Inako
Reading Group Pangeran Dari Timur menggelar acara halalbihalal di Rumah Dubes Indonesia untuk Hongaria, di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5). Acara ini dihadiri oleh sejumlah sastrawan dan penulis yang peduli dengan kegiatan literasi di Indonesia.

Debra H. Yatim, salah satu penggagas berdirinya kelompok baca ini, mengakui bahwa kegiatan halalbihalal kali ini merupakan yang pertama sejak kelompok baca ini terbentuk pada 23 Juni 2022 lalu.
Kelompok baca yang lebih dikenal dengan nama Reading Group PdT ini melakukan kegiatan rutin bulanan yaitu membaca bersama buku Pengeran Dari Timur, yang ditulis Iksaka Banu dan Kurnia Effendi.
Menurut Debra, karya ini merupakan novel sejarah yang mengisahkan perjalanan hidup Raden Saleh yang multitalenta. Raden Saleh tidak hanya dikenal sebagai pelukis, sastrawan, penulis, pemikir, tapi juga pejuang. Buku ini terdiri atas 45 bab.

Reading Grorup PdT melakukan kegiatan membaca satu bab setiap kali ada pertemuan. “Yang kami lakukan dalam klub baca ini adalah membaca bersama. Mungkin bagi rata-rata orang Indonesia kegiatan membaca bersama ini sangat menarik. Karena bebannya ada pada waktu kita ketemu. Kita membaca bersama-sama dan bahkan tidak membahas isinya,” kata Debra.
Tetapi Debra menambahkan bahwa dalam acara halalbihalal kali ini tidak ada kegiatan membaca bersama, tapi lebih menekankan pada silataruhmi, makan bersama, pembagian door prize, diskusi, dan rencana ke depan untuk memperkenalkan buku Pangeran Dari Timur ke publik.
Selain itu, kelompok baca ini juga berupaya mendorong lahirnya kelompok baca yang lain di seluruh di Indonesia demi peningkatan literasi.
“Kelompok pembaca ini punya keinginan untuk melahirkan pembaca, yang ingin terus menerus membeli buku dari para pengarang di Indonesia”, tambah Debra.
Sementara Wien Muldian, pegiat literasi dan juga moderator acara kali ini, mengaku bangga bisa bergabung dalam kelompok baca ini sebagai sebuah paguyuban atau komunitas. Ia mengakui paguyuban yang mereka bentuk cukup unik. Pasalnya, pembentukan paguyuban tersebut berangkat dari sebuah buku, yakni Pangeran Dari Timur.

“Pertanyaan adalah apakah sudah ada sebelumnya di Indonesia membentuk sebuah paguyuban berangkat dari sebuah buku, seperti kelompok baca ini. Buku membuat kita untuk bertemu dan berkumpul. Kita tidak hanya bertemu dengan penulisnya, tapi penulis juga ikut bersama kita untuk mengerjakan hal lain,” tegas Wien.
Wien pun berharap agar paguyuban ini bisa menyemangati beragam kelompok lain di Indonesia dalam peningkatan literasi.
KOMENTAR