Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa (3/6/2025)

Jakarta, Inakoran
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan bergerak melemah pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2025, setelah penurunan tajam yang terjadi sehari sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (2/6), IHSG ditutup turun signifikan sebesar 110,75 poin atau 1,54% ke level 7.065,06. Sentimen negatif mendominasi pasar, terlihat dari jumlah saham yang melemah mencapai 453 emiten, jauh lebih banyak dibandingkan 195 saham yang menguat, sementara 161 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp 21,01 triliun dari volume perdagangan sebanyak 25,79 miliar saham.
Direktur Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, mengungkapkan bahwa penurunan IHSG kemarin salah satunya dipicu oleh data neraca perdagangan Indonesia pada April 2025 yang anjlok drastis. Surplus perdagangan turun menjadi hanya US$ 160 juta, jauh di bawah capaian Maret yang sebesar US$ 4,33 miliar.
Selain itu, Indonesia mencatatkan deflasi sebesar 0,37% secara bulanan (month to month) pada Mei 2025. Menurut Daniel, ini menunjukkan lemahnya daya beli masyarakat dan potensi perlambatan ekonomi secara umum.
BACA JUGA:
Robert Kiyosaki: Orang Bisa Kaya Hanya dengan 0,01 Bitcoin
Harga Emas Antam Naik Rp 17.000: Senin (2/6/2025)
Dari sisi eksternal, ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali menjadi perhatian. Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menilai bahwa ketidakpastian tarif antara kedua negara—ditambah dengan kenaikan tarif impor baja dan aluminium dari 25% menjadi 50%—semakin memperburuk sentimen pasar.
Melihat kondisi tersebut, Daniel memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam kisaran 6.920 – 7.150 pada perdagangan hari ini. Fokus investor akan tertuju pada rilis data perdagangan dari Amerika Serikat.
Senada, Nico juga memperkirakan IHSG masih berpotensi melemah dengan rentang pergerakan 7.000 – 7.150. Meski demikian, investor perlu mencermati rilis data ekonomi China, terutama PMI Manufacturing, Composite, dan Services. Jika data tersebut menunjukkan perbaikan, bisa memberikan angin segar bagi pasar saham global, termasuk Indonesia.
Selain itu, rilis data ketenagakerjaan AS yang dijadwalkan pada pukul 21.00 WIB besok juga menjadi perhatian penting bagi pelaku pasar.
Dalam situasi pasar yang fluktuatif, saham berbasis komoditas dinilai menarik untuk ditradingkan secara jangka pendek. Daniel merekomendasikan saham sektor emas seperti PSAB dan ANTM. Target harga PSAB dipatok di Rp 400 per saham, sementara ANTM dibidik ke Rp 3.450 per saham.
Sementara itu, Nico menyarankan untuk memperhatikan saham BUMI, yang memiliki potensi teknikal dengan target harga di level Rp 128 per saham.
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.
TAG#Pasar Saham, # Saham Pilihan, # IHSG, # Saham BUMN, #Pasar Modal, #Emiten, #Bursa Efek Indonesia, # Rekomendasi Saham, # MNC Sekuritas, #PSAB, #ANTM, #Aneka Tambang, #BUMI
199083630
KOMENTAR