Rencana Dirikan Sentra Ukiran, Malaysia Siap Gandeng Jepara

Kuala Lumpur, Inako –
Kementrian Pembangunan Usahawan (MED) Malaysia berencana menjalin kerja sama dengan pemerintah Kabupaten Jepara Jawa Tengah untuk mendirikan sebuah kawasan sentra industri ukiran di Negeri Malaka Malaysia.
Rencana tersebut diungkapkan oleh Menteri Pembangunan Usahawan Malaysia Datuk Seri Mohd Redzuan Yusof, dalam jumpa pers di sela-sela peresmian Media House Entertainment (MHE) di Wisma Trax Kuala Lumpur, Selasa (23/10/2018).
Sebelumnya, Datuk Seri Mohd Redzuan Yusof bersama pejabat Kementrian Pembangunan Usahawan Normah dan CEO Media House Entertainment Dato` Seri Zaeinal Abidin Omar, berkujung ke Jepara Jawa tengah pada 22 hingga 23 Oktober 2018.
"Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut kunjungan kami ke Bali 10 hingga 12 Oktober 2018 yang fokus pada sektor ukiran kayu, koperasi dan start up. Di Bali kami diarahkan langsung perdana menteri untuk ke Jepara sebagai hub kerajinan kayu di Indonesia," katanya.
Dalam jumpa pers tersebut Mohd Redzuan mengakui, Indonesia telah sukses dalam mengembangkan sektor ukiran dalam negeri sehingga bisa menghasilkan produk ukiran premium yang diekspor ke banyak negara.
Sejumlah agenda Mohd Redzuan di Jawa Tengah antara lain berkunjung ke sejumlah fasilitas kerajinan kayu yang menjadi ekosistem kota dan juga melakukan diskusi dengan otoritas setempat.
Dia berahrap dari kunjungan dan pembicaraan itu akan terjadi kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia untuk membantu mengembangkan industri ukiran kayu yang bisa meningkatkan akses pasar furnitur dan kerajinan ukir di kedua negara.
"Untuk tujuan ini MED menyiapkan memorandum kerjasama yang melibatkan ahli ukir Indonesia ke Malaysia untuk periode tertentu," katanya.
Redzuan menilai Indonesia sukses dalam mengembangkan sektor ukiran dalam negeri sehingga bisa menghasilkan produk ukiran premium yang di-ekspor ke banyak negara.
Industri ukiran di Malaysia relatif belum dimanfaatkan. Berdasarkan data 2017 terdapat 400 usahawan terkait industri ukiran kayu yang telah mempekerjakan 1.300 pekerja.
Pada 2017 80 persen ekspor furnitur Malaysia berasal dari produk berbasiskan kayu. Berdasarkan data perusahaan UKM terdapat 23 eksportir kayu dan produk industri kayu.
TAG#Sentra Ukiran, #Negeri Malaka, #Malaysia, #Pemda Jepara, #Indonesia, #Kerja sama
190232161

KOMENTAR