Ridwan Saidi Dilaporkan Polisi Karena Sebut Sriwijaya Sebagai Kerajaan Fiktif

Sifi Masdi

Wednesday, 28-08-2019 | 21:43 pm

MDN
Ridwan Saidi [ist]

Jakarta, Inako

Ungguhan pernyatan budayawan asal Betawi Ridwan Saidi di kanal YouTube "Macan Idealis" yang menyebut kerajaan Sriwijaya fiktif berbuntut panjang. Yayasan Tandi Pulau yang berisi para budayawan di Sumatera Selatan siap melaporkan Ridwan Saidi karena menyiarkan pernyataan hoaks.

Ketua Yayasan Tandi Pulau Erwan Suryanegara mengatakan, setelah mereka melihat tayangan Youtube yang disebarkan pada 23 Agustus 2019 tersebut, ada dugaan unsur kesengajaan dari pihak pengelola akun untuk mendapat pundi-pundi rupiah dengan menyebarkan video itu.

Simak video Ina Tv dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia Maju.

 

Pengunggah video, menurut Erwan, ingin mendapatkan viewer tinggi serta subscriber yang banyak dengan membuat pernyataan kontroversial tentang kerajaan Sriwijaya.

"Karena ini ada kejahatan digolongkan ITE, karena ada menyebarkan berita bohong, hoaks, yang tanpa data-data ilmiah, data valid. Kita lihat ada celah ke sana, tentunya dengan ke ranah hukum, tujuan kita adalah agar video yang tidak benar itu nanti dihapus oleh pihak YouTube,"kata Erwan, usai menggelar rapat bersama Dinas Kebudayaan Palembang, Selasa (27/8/2019).

Erwan meminta pihak pengelola chanel YouTube "Macan Idealis" agar segera menghapus postingan video tersebut karena dapat menyesatkan sejarah tentang kerajaan Sriwijaya.

Selain itu, pemilik kanal YouTube dan Ridwan Saidi pun harus membuat video baru yang menyertakan permohonan maaf mereka.

Yayasan Tandi Pulau, menurut Erwan, juga akan membuat video yang diunggah ke YouTube dengan menampilkan seluruh data artefaktual arkelogis, hasil temua ilmiah para arkeologi baik dari Sumatera Selatan maupun secara nasional yang terkait dengan Sriwijaya.

"Sehinga kata-kata atau pernyataan bahwa Sriwijaya itu fiktif dan Sriwijaya itu hanya suatu bajak laut, itu sebenarnya pernyataan ngawur, pernyataan yang tidak mendasar, tanpa memiliki data yang ilmiah," tegas Erwan. 

 

KOMENTAR