Rob Mengancam, Pemkot Pekalongan Gelar Workshop

Pekalongan, Inako
Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menyelenggarakan Workshop Water Management (Pengelolaan Air) bersama Dutch Water Authority (DWA) selama tiga hari mulai 12-14 November 2019.
Selain menghadirkan DWA, turut dihadirkan pula dari perwakilan BPP SIMA (Badan Pengelola Polder Banger Sima) yang telah berhasil menangani banjir di Kota Semarang.
Wakil Walikota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid mengatakan melalui workshop yang digawangi oleh Bappeda Kota Pekalongan ini akan banyak mendapatkan masukan terkait penanganan rob.
"Workshop dan tinjauan ke tanggul yang dilaksanakan Pemkot Pekalongan bersama DWA dan SIMA merupakan tindaklanjut dari kerjasama tahun sebelumnya. Dengan dihadirkan pihak yang memang sudah berpengalaman di bidang penanganan banjir rob ini diharapkan akan menjadi masukan untuk Kota Pekalongan dalam mengatasi permasalahan banjir rob,” ujar Walikota, Rabu (13/11/2019).
Wakil Walikota yang akrab disapa Aaf tersebut juga mengatakan sebagai upaya penanggulangan bencana banjir rob yang melanda Kabupaten dan Kota Pekalongan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) menargetkan pembangunan tanggul sepanjang 7,2 km yang dibangun di dua wilayah tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun 2019.
Pembangunan tanggul yang melintasi di Kota Pekalongan sepanjang 1.8 km ini telah rampung 90 persen. Usai tanggul tersebut selesai, Pemerintah Kota Pekalongan mengharapkan seluruh komponen masyarakat bersama pemerintah dapat selalu bersinergi melakukan pemeliharaan dan perawatan terkait pembangunan infrastruktur baik tanggul, pompa dan sebagainya agar aset ini tetap awet dan terjaga keberlangsungannya.
Menurut Aaf, pengendalian banjir dan rob di Kota dan Kabupaten Pekalongan menggunakan sistem polder. Karena pembangunannya berada di wilayah permukiman akan dibuat long storage dimana pada bagian ujungnya ditaruh pompa.
Aaf menegaskan saat ini progres tanggul telah terselesaikan 90 persen dan pompa sudah bisa dioperasikan serta berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, setelah pengerjaan tanggul selesai yang dijadwalkan pada akhir Desember 2019 nanti, masyarakat Kota Pekalongan diminta untuk tetap menjaga dan memelihara keberlangsungan tanggul penahan rob yang menelan anggaran sebesar Rp 500 miliar.
“Mega proyek ini sudah selesai sekitar 90 persen. Yang terpenting adalah pemeliharaan dan perawatan baik itu pompa atau tanggul. Kita harus tegas tidak boleh ada warung, pedagang, apalagi harus dijaga dari binatang-binatang seperti tikus, kepiting dan sebagainya yang bisa menggerogoti maupun merusak struktur tanah yang nantinya bisa menimbulkan kebocoran. Pemeliharaan dan perawatan ini diperlukan komitmen yang kuat antar elemen masyarakat,” kata Aaf.
Disampaikan Aaf, upaya perawatan dan pemeliharaan tanggul penanganan rob tersebut nantinya direncakan akan ditindaklanjuti dengan mengerahkan satuan petugas (satgas), menyiapkan alokasi khusus biaya untuk perawatan dan pemeliharaan seperti yang dilakukan di negara Belanda dengan menggunakan sistem pemeliharaan teknologi yang bagus.
190232544

KOMENTAR