Roberto Carlos: 'Jorginho Layak Dibuatkan Patung di Chelsea’

Jakarta, Inako

Pahlawan Brasil Roberto Carlos mendukung Chelsea membangun patung Jorginho. Dia berjasa besar dalam membawa Italia memenangkan UEFA Euro 2020. Carlos yakin, Italia akan menajdi favorit di Piala Dunia 2022.

Azzurri mengangkat trofi untuk pertama kalinya sejak 1968, mengalahkan Inggris dalam adu penalti di Stadion Wembley ketika Final berakhir 1-1 setelah perpanjangan waktu.

“Tim asuhan Roberto Mancini tidak hanya menang karena mereka memainkan sepakbola yang positif dan melakukannya sebagai sebuah tim. Mereka juga memiliki mentalitas yang tepat,” kata Roberto Carlos kepada surat kabar La Repubblica.

“Itulah satu-satunya cara Anda bisa melewati master operan Spanyol dan fisik Inggris. Italia tumbuh selama kompetisi, mereka dalam kondisi fisik yang baik dan pantas mendapatkan gelar.”

Italia memiliki dua pemain kelahiran Brasil di skuad mereka, Jorginho dan Emerson Palmieri, yang telah mengambil kewarganegaraan Italia.

“Setiap tim top akan merindukan Jorginho, termasuk Brasil. Dia memiliki teknik, visi, dan ketenangan sedingin es ini. Dia selalu tahu hal terbaik untuk dilakukan.

“Ditambah lagi dia juga fantastis dalam memenangkan kembali bola, posisinya luar biasa dalam hal itu. Jorginho sangat menentukan untuk Italia, dan untuk Chelsea. Setelah dia membantu mereka memenangkan Liga Europa dan kemudian Liga Champions, para penggemar Inggris harus membangun patung dirinya.”

Jorginho berusia 29 tahun dan mantan pemain Verona dan Napoli dinobatkan sebagai gelandang terbaik EURO 2020, serta memenangkan turnamen.

Dia membawa Chelsea ke Liga Europa di bawah Maurizio Sarri pada 2019, kemudian diikuti dengan Liga Champions pada 2021.

Dalam 141 pertandingan kompetitif dengan jersey The Blues, ia telah mencetak 17 gol dan memberikan empat assist.

Piala Dunia akan diadakan di Qatar pada bulan November dan Desember 2022, jadi siapa yang dilihat Roberto Carlos dari Eropa sebagai penantang trofi?

“Seperti halnya Italia, saya pikir Prancis. Belgia dan Jerman akan memiliki suara mereka juga, tetapi Didier Deschamps memiliki skuad yang lebih lengkap, lebih berbakat secara teknis dan ambisius.

“Untuk Spanyol, butuh waktu untuk melihat mereka mencapai level dalam satu dekade terakhir. Ada bakat di sana, tetapi Anda tidak mendapatkan banyak pemain seperti Xavi dan Andres Iniesta.”