Rocky Gerung Merasa Jengkel Karena Dibohongi Ratna

Sifi Masdi

Wednesday, 24-04-2019 | 12:00 pm

MDN
Rocky Gerung bersaksi di persidangan Ratna Sarumpaet [ist]

Jakarta, Inako

Jaksa menghadirkan dosen filsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung, dalam persidangan kasus penyebaran berita hoaks dengan terdakwa Ratna Sarumpaet, Selasa (23/4/2019).

Berikut rangkuman kesaksian Rocky dalam sidang Ratna di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

1. Rocky di Gunung Elbrus saat Ratna beri tahu soal penganiayaan

Rocky mengaku dikabari Ratna yang mengaku jadi korban pemukulan pada 25 September 2018. Ratna memberi tahu Rocky melalui pesan singkat. Namun, Rocky belum sempat melihat pesan di ponselnya lantaran masih berada di Gunung Elbrus, Rusia.

“Pada saat itu, saya masih ada di Gunung Elbrus ketinggian 5.200 kaki. Saya belum sempat membuka handphone,” katanya dalam persidangan.

Dirinya baru membuka pesan di ponsel pada 2 Oktober 2018. Dia pun mendapat pesan dari Ratna beserta foto wajah dalam keadaan lebam.

2. Rocky jengkel dibohongi Ratna

Setelah mengetahui kabar Ratna dianiaya, keesokan harinya, tepatnya 3 Oktober 2018, Ratna mengaku kepada publik jika dirinya telah berbohong menjadi korban penganiayaan. Dia mengakui wajah lebamnya bukan karena dipukuli, melainkan operasi sedot lemak wajah.

"Saya jengkel aktivis demokrasi bisa berbohong, jadi saya tagih integritasnya. Saya tekankan, apalagi terhadap pejuang demokrasi, integritas itu harga mati, tetapi dia sudah mengaku ya sudah," ucap Rocky.

Namun, dirinya tidak mau ambil pusing terkait bohongnya Ratna. "Ya, tapi kan dia sudah minta maaf, sudah minta maaf ke publik, ya sudahlah kalau sudah minta maaf," katanya.

“Tetapi saya tetap jengkel bahwa saat itu saya dibohongi,” lanjutnya.

3. Rocky dihujat netizen

Setelah permintaan maaf Ratna kepada publik, Rocky mengaku menerima hujatan dari netizen atau warganet di media sosial. Banyak yang merundung Rocky lantaran diduga ikut serta dalam tindakan kebohongan yang dibuat Ratna.

"Saya jengkel saya di-bully seolah-olah saya bagian dari kebohongan itu. Jadi saya bilang, 'Gue aja dibohongi'. Tapi dia (Ratna) kan sudah minta maaf, ya sudah," lanjutnya.

Rocky dirundung netizen lewat media sosial Twitter. Saat ditanya hakim siapa saja yang merundungnya, Rocky mengatakan banyak sekali akun Twitter yang tak dikenalnya.

"Dalam kepala saya publik jadi korban (kebohongan Ratna), saya juga jadi korban, kenapa jadi mem-bully saya. Itu namanya tidak berakal sehat," katanya.

4. Kegaduhan di masyarakat

Rocky sempat mengatakan, berita bohong atau hoaks yang disebar Ratna menimbulkan pro dan kontra di dunia maya, khususnya media sosial. Pro dan kontra tersebut, menurut Rocky, merupakan bentuk kegaduhan di media sosial.

"Saksi bilang pro dan kontra. Pertanyaan saya, pro dan kontra ini apakah terjadi di dunia maya atau dunia nyata?" tanya kuasa hukum Ratna, Insank, kepada Rocky di persidangan.

"Ya representasi dunia nyata ya dunia maya," jawab Rocky.

Koordinator jaksa Daroe Tri Sadono pun kembali mempertegas pernyataan Rocky jika kegaduhan di media sosial tersebut merupakan cerminan situasi kegaduhan masyarakat di dunia nyata. Rocky membenarkan hal tersebut.

"Ya karena seluruh aktivitas berpikir, aktivitas empati, aktivitas simpati atau antipati itu lebih banyak beroperasi di dunia maya daripada di dunia real karena orang hanya akses keadaan melalui dunia maya," jawab Rocky lagi.

5. Ratna singgung soal integritas aktivis demokrasi

Di akhir persidangan, Ratna pun diberikan kesempatan untuk menanggapi seluruh kesaksian Rocky. Sebagian besar kesaksian Rocky pun dibenarkan Ratna. Namun, ada satu hal yang Ratna yang garis bawahi, yakni tentang pernyataan Rocky yang menyinggung integritas Ratna.

"Rocky ini teman saya, sahabat saya. Dia satu dari ribuan aktivis yang pasti kecewa sama saya. Tapi kalau soal integritas, mudah-mudahan waktu akan membuktikan bahwa ini tidak ada kaitannya dengan integritas," katanya.

Hakim Joni kembali menegaskan apakah semua keterangan saksi benar menurut Ratna. "Apa yang diterangkan saksi itu benar atau gimana?" tanya Joni.
 

KOMENTAR