Roman Ndau Lendong:  Festival Budaya Simbol Orang Manggarai Sebagai Pekerja  Keras

Sifi Masdi

Wednesday, 21-08-2019 | 13:19 pm

MDN
Anggota KIP Roman Ndau Lendong [inakoran.com/ ina Tv]

Jakarta, Inako

Anggota Komisi Informasi Pusat (KIP) Republik Indonesia (RI) Roman Ndau Lendong, mengajak semua warga Manggarai untuk terus mencintai budaya dan mempraktekkannya. Sebab hanya dengan cara itu, orang Manggarai tetap eksis di tengah era globalisasi seperti sekarang ini.

Komunitas Perempuan Manggarai  Jakarta [inakoran.com/ina Tv]

 

“Globalisasi sebenarnya tidak menghancurkan kebudayaan atau kekhasan budaya. Tapi globalisasi justru menjadi challenge atau tantangan bagi orang Manggarai untuk terus menunjukkan kepada dunia bahwa Manggarai mempunyai karakter dan nilai-nilai kejujuran yang sangat kuat yang memengaruhi pembentukan mental orang Manggarai,” kata Roman kepada inakoran.com saat menyaksikan Festival Budaya Manggarai (FBM) di Taman Mini, Jakarta, Minggu (18/8/2019).

Simak video Ina Tv dan jangan lupa klik subsribe and like menuju Indonesia maju

 

 

Festival ini dihadiri sejumlah tokoh penting antara lain, Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswaden, Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM, Uskup Sorong Mgr Datus Lega Pr, Jonny Plate (anggota DPR dari NasDem), Benny K Harman (anggota DPR dari Partai Demokrat), Ansi Lema (anggota DPR dari PDIP), Ketua IKAMADA Vincent Siboe, dan masyarakat Manggarai se-Jabodetabek.

Roman Ndau Lendong (ke-2 dari kiri), Gubernur Anies Baswedan (ketiga), Vincent Siboe, Inno Samsul, Oddie, Ketua Panitia Festival Emiliana [inakoran.com/ina Tv] 

 

Festival diselenggrakan oleh Komunitas Perempuan Manggarai (KPM)  bekerja sama dengan Ikatan keluarga Manggarai Kebon Jeruk Jakarta (IKMKJ) dan Sanggar Ca Nai Kalimalang. Kegiatan berlangsung dua hari 17-18 Agustus 2019.

Roman memberi apresiasi kepada Komunitas Perempuan Manggarai (KPM) di Jakarta yang sukses menyelenggarakan festival ini. Ia mengatakan acara kebudayaan yang diwujudkan dalam bentuk festival merupakan acara yang sangat penting bagi  orang Manggarai.

Budaya, kata Roman, merupakan basis pembentukan sosial dan politik. Oleh karena itu, sebuah bangsa itu menjadi kuat kalau bangsa tersebut memiliki budaya, karakter dan mental yang kuat.

“Saya bersyukur bisa menyaksikan festival budaya yang luar biasa ini. Saya lihat kegiatan festival  ini merupakan sebuah simbol bahwa orang Manggarai adalah pekerja keras dan selalu mengagungkan sportifitas,” kata anggota KIP ini.

Terkait dengan memudarnya nilai-nilai budaya, Roman berpendapat bahwa hal itu terjadi karena masyarakat tidak mempersiapkan diri dengan baik menghadapi globalisasi. Masyarakat hanya mengekor pada globalisasi, padahal sebenarnya globalisasi itu berawal dari nilai-nilai lokal.

“Kita coba mendorong supaya nilai-nilai yang ada dalam budaya Manggarai itu diglobalkan sehingga kita punya bargaining power di tingkat internasional. Jadi pesan yang saya sampaikan kepada kawan-kawan agar acara seperti ini terus dilakukan setiap tahun. Semoga ini menjadi ajang bagi semua orang Manggarai untuk berkumpul, mengenal dan mempraktekkan budayanya,” tegas pengamat politik dan budaya ini.

Roman dan Eddi Danggur (berdiri) sedang menikmati cepa (makan daun sirih) dalam even Festival Budaya Manggarai [inakoran.com/ina Tv]

 

Terkait soal keberlanjutan festival budaya juga diungkapkan oleh Ketua KPM Josefina Agatha Syukur. Ia berharap agar kegiatan festival seperti ini terus dilakukan setiap tahun.

Selain itu, Josefina yang akrab dipanggil Fifi, mengharapkan kegiatan festival seperti ini semakin mendorong banyak orang untuk mencintai budaya Manggarai.

“Dalam era globalisasi ini, kita tidak perlu kehilangan identitas sebagai orang Manggarai untuk  berkembang atau ikut dalam  arus globalisasi. Karena itu, kemarin kita libatkan anak-anak Manggarai mulai dari yang kecil, remaja, para ibu, dan para orangtua,” tutur Fifi kepada inakoran.com.



 

KOMENTAR