Rombongan Pelantara 2019, Kunjungi Monumen Letnan Oswald Siahaan

Binsar

Saturday, 07-09-2019 | 15:29 pm

MDN
Rombongan Pelantara tahun 2019 berfoto di depan Monumen Oswald Siahaan, Pahlawan Tapanuli Tengah, Sabtu (7/9/19) [Inakoran.com/Ina TV]

Sibolga, Inako

Peserta program Pelayaran Lingkar Nusantara (Pelantara) dalam rangka Sail Nias 2019, mengunjungi Monumen Letnan Oswald Siahaan yang menjadi salah satu objek wisata sejarah terkenal dan kebanggaan masyarakat Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara.

Dibangun tahun 1996, monumen ini berada di lingkungan kompleks perumahan TNI Angkatan Laut Sibolga, di pinggir jalan Sibolga-Barus Kilometer 4, Desa Tapian Nauli I, Kecamatan Tapian Nauli.

 

Pangkalan Angkatan Laut Sibolga Kompleks Oswald Siahaan [Inakoran.com/Ina TV]

 

Untuk mencapai lokasi ini, kita harus melewati jalan berkelok-kelok, namun beraspal mulus sehingga kendaraan para peserta Pelantara 2019 tidak mengalami kesulitan apa-apa.

Lokasi monumen hanya berjarak sekitar empat kilometer dari Kota Sibolga atau sekitar 14 kilometer dari Kecamatan Pandan, pusat Kabupaten Tapanuli Tengah.

 

Peserta Pelantara 2019, asal Jawa Timur [Inakoran.com/Ina TV]

 

Setelah 30 menit berlalu, rombongan Pelantara-9 akhirnya tiba di Kompleks Lanal Sibolga. Tanpa diperintah, setiap orang sibuk mondar-mandir mengabadikan momen kunjungan bersejarah itu lewat kamera handphone seluler mereka.

Beberapa saat kemudian, petugas dari Lanal Sibolga memberi penjelasan singkat tentang sosok Oswald Siahaan, kepada para peserta Pelantrara-9, yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia.

 

Apel di kompleks Monumen Oswald Siahaan [Inakoran.com/Ina TV]

 

Dijelaskan, bahwa Monumen Oswald Siahaan, dibangun untuk mengabadikan kisah heroik seorang Oswald Siahaan, saat perang Teluk Sibolga tahun 1947.

Saat itu, Armada Laut Republik Indonesia (ALRI) bertempur dengan kapal perang Belanda, HR. MS Bahckert JT-1.

Dikisahkan bahwa pada tanggal 9 Mei, terjadi sebuah insiden pelanggaran wilayah kedaulatan RI di perairan Teluk Sibolga oleh kapal perang Belanda, HR. MS Bahckert JT-1. Residen Tapanuli 

sempat memberi ultimatum jam 10.00 WIB tanggal 12 Mei 1947 agar keluar dari perairan Sibolga.

Namun, perintah tersebut tidak dihiraukan, sehingga pertempuran Sibolga pun tidak bisa terelakkan lagi.

Sejumlah prajurit ALRI gugur dalam pertempuran ini, termasuk Letnan 1 Oswald Siahaan, yang kala itu menjabat sebagai Dankie II ALRI Pangkalan A merangkap pimpinan motor boat yang berhadapan langsung dengan kapal Belanda.

Selain Letnan Oswald, sejumlah prajurit lainnya turut gugur. Diantaranya Kapten Jetro Hutagalung, Letnan Sabar Hutagalung, Letnan Banggas Lumbantobing, Letnan Muda Sapian Tanjung, Letnan Muda Ari Poloan, Kopral ALRI Galung Silitonga dan Kopral ALRI Lambok Simatupang.

Untuk menambah nilai historis dari monumen tersebut, di kompleks itu juga terdapat dua unit persenjataan yang memperkaya khasanah monumen, yakni sebuah Tank PT 76, dengan Type Ampibhious Lihgt Tank berada di sisi kiri Monumen dan sebuah Meriam Homitzer 105 mm tepat di hadapan tugu.

 

Jalan beraspal mulus menuju kompleks Monumen Oswald Siahaan, Sibolga [Inakoran.com/Ina TV]

 

Letak monumen ini sangat strategis karena berada di ketinggian dengan view menghadap ke teluk Sibolga.

Setelah puas menikmati indahnya alam di sekitar area monumen dan menghirup sejuknya udara yang berhembus dari pantai Sibolga, para peserta Pelantara-9 selanjutnya kembali ke Kota Sibolga, untuk istirahat siang sambil menunggu pelaksnaan kegiatan lainnya di senja hari ini.

Simak Video InaTV, jangan lupa "klik Subscribe and Like" hadirkan terang untuk Indonesia Hebat.

KOMENTAR