Romo Benny: Agama Inspirasi Batin Bukan Aspirasi Politik di Era Digitalisasi

Sifi Masdi

Tuesday, 26-11-2019 | 06:34 am

MDN
Romo Benny Susetyo [ke-5 dari kiri) bersama dengan para ulama dan cendikiawan [inakoran.com]

Medan, Inako

Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi (BPIP) Pancasila Antonius Benny Susetyo menghadiri acara Silaturahmi dan Dialog Kerukunan dan Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Rumah Sufi dan Peradaban di Medan, Sumatera, Senin (25/11/2019).

Romo Benny bersama dengan para ulama [inakoran.com]

 

Dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah alim ulama ini, Romo Benny menjelaskan bahwa Pancasila adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada Bangsa Indonesia.

"Pancasila adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan kepada Bangsa Indonesia yang memperkuat persatuan ditengah kemajemukan suku di Indonesia," jelas Romo Benny.

Romo Benny (ke-3 dari kiri) berdialog dengan para ulama [inakoran.com]

 

Menurut Romo Benny, tantangan bangsa yang memecah persatuan khususnya di era digitalisasi ini adalah banyaknya masyarakat yang tidak punya filtrasi dalam menggunakan kecanggihan teknologi.

"Kita sedang mengalami situasi yang sangat bahaya karena kecanggihan teknologi dijadikan wadah ujaran kebencian, provokasi, dan menyudutkan pihak lain. Hal ini disebabkan kurangnya edukasi atau filtrasi di era digitalisasi," tegasnya.

Romo Benny dan para ulama [inakoran.com]

 

Salah satu obat kekacauan ini adalah menjadikan agama sebagai inspirasi batin.

"Gara-gara media sosial negara bisa hancur. Agama harus menjadi inspirasi batin bukan menjadi aspirasi politik semata. Jika agama menjadi inspirasi batin kita bisa berjumpa dalam  persaudaraan," ungkap Romo Benny.

Romo Benny bedialog dengan para ulama [inakora.com]

 

Aktualisasi Pancasila juga harus dilakukan bukan hanya diucapkan. Romo Benny menegaskan bahwa dengan mengaktualisasikan Pancasila menjadikan  masyarakat yang beradab dan unggul.

Acara ini juga dihadiri oleh Tuan Guru Batak Dr. Ahmad Sabban El Rahmaniy Rajagukguk. Dalam kesempatan ini juga, dia menjelaskan bahwa masyarakat harus menghilangkan rasa curiga kepada kelompok yang bukan golongannya.

Dialog dengan peserta [inakoran.com]

 

"Tidak saling curiga satu sama lain. Kita harus saling mengerti dan menghargai. Keragamanan harus memperkuat persatuan dan menjadi bangsa yang kuat yang tidak bisa dipecah karena kebhinekaan," tutupnya.

 

KOMENTAR