Romo Benny: Gusdur Sang Pejuang Toleransi

Hila Bame

Saturday, 28-09-2019 | 15:51 pm

MDN
Romo Benny Susetyo ketika tampil sebagai pemakalah pada seminar kebangsaan dengan tema:

Jakarta, Inako

"Kita harus belajar dari Gusdur sebagai seorang negarawan, orang yang mencintai tanah air dan bangsa mau berkorban menjaga persatuan dan kesatuan bangsa" demikian paparan Romo Benny Susetyo ketika tampil sebagai pemakalah pada seminar kebangsaan dengan tema: "Penguatan Wawasan Kebangsaan Guna  Memperkuat Rasa Patriotisme" yang dihelat  di gedung Bung Tomo Pemerintah Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sabtu, 28/9/2019

Diantara peserta yang terhadir terlihat  wakil bupati Jombang, Kapolres Jombang, Alisa Qotrunnada Munawaroh, Kyai Agus Sunyoto, Mahasiswa, Organisasi Masyarakat, Masyarakat Umum, undangan dari luar kota Jombang dan pegawai di Pemerintahan Kabupaten Jombang, demikian rilis yang diterima redaksi inakoran.com Sabtu(28/9)

"Orang yang menjaga persatuan yaitu orang yang tidak egois, lanjut Benny, tidak mau menang sendiri, namun orang yang mau memberikan dirinya untuk bangsa dan negara.maka belajar dari Gusdur merawat kebangsaan yaitu kejujuran, ketulusan, integritas, jika kita membaca pikiran Gusdur kita membaca Pancasila dimana dalam lima sila tersebut Presiden ke-3 itu   menjalankan semua nilai - nilai Pancasila antara kata dan perbuatan", terang Benny yang mengangkat tema makalahnya  "Gusdur Sang Pejuang Toleransi" 

Nasionalisme bagi Gusdur yaitu cinta tanah air dengan memberikan semua apa yang kita miliki demi kesejahteraan masyarakat, cinta tanah air dimaknai rela berkorban untuk menjaga perdamaian, jelas Benny. 

Benny Susetyo, yang juga pendiri Gerakan Suluh Kebangsaan bersama Prof Mahfud MD dan Alisa Qotrunnada Munawaroh (Alisa), mengagumi kejujuran tokoh besar NU tersebut.

Kejujuran dan sosok Gusdur  mempersatukan kita dengan energi yang positif yang mempengaruhi nilai - nilai kehidupan di sekitar kita. Belajar dari Gusdur adalah merawat kebangsaan harus dari hati dan ketulusan karena itulah negara Indonesia tetap eksis, aman, damai dan sejahtera, lanjut Beny yang juga Staf Khusus Badan Pembinaan ideologi Pancasila itu. 

"Pemimpin yang mau mendengarkan aspirasi rakyatnya mau mendengarkan berarti harus mau berkorban. Gusdur adalah seorang yang berempati karena beliau melihat negara ini terdiri dari beberapa suku bangsa, etnis, agama, mereka butuh disapa, di hargai, dilindungi. Menjadi seorang Gusdur,
seorang negarawan yang mencintai negara yang aman dan damai' tegas Benny mengakhiri paparannya. 

 

 

TAG#romo Benny

198736304

KOMENTAR