Romo Benny Susetyo: Birokrasi dan Pejabat Jangan Bermental Ndoro, Jemput Bola

Hila Bame

Monday, 15-07-2019 | 15:49 pm

MDN
Romo Beny melayani wartawan di Banyuwangi Jawa Timur akhir etape Gerakan Suluh Kebangsaan Merak-Banyuwangi 18-22Februari 2019 (foto Inakoran.com/InaTV)

Jakarta, Inako

"Kita harus menyadari, kita harus sadar semuanya bahwa sekarang kita hidup dalam sebuah lingkungan global yang sangat dinamis! Fenomena global yang ciri-cirinya kita ketahui, penuh perubahan, penuh kecepatan, penuh risiko, penuh kompleksitas, dan penuh kejutan, yang sering jauh dari kalkulasi kita, sering jauh dari hitungan kita.

Oleh sebab itu, kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah dengan inovasi-inovasi. Dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau. Kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan. Yang sudah tidak efektif, kita buat menjadi efektif! Yang sudah tidak efisien, kita buat menjadi efisien!, demikian pengggalan awal Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) 14 Juli 2019 di Istana Bogor.

Isi pidato tersebut berhadapan dengan tiga persoalan pokok bangsa saat ini mulai dari penguasaan teknologi, pengetahuan dan informasi yang disebut era digitalisasi, pungkas Romo Benny Susetyo dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Senin(15/7)

Percepatan dalam kemampuan mengubah cara berpikir, bertindak, dan berelas membutuhkan kecepatan dalam hal perubahan mentalitas yakni menggabungkan etos dan pahtos disatukan dalam dunia global, lanjut Romo Beny yang juga pendiri Gerakan Suluh Kebangsaan bersama Prof Mahfud MD dan Alisa Wahid itu.

“Oleh karenanya dibutuhkan aparatus birokrasi dan pejabat dengan mental pelayan publik, bukan mental ndoro yang dilayani,” tegas Beny. 

Perubahan mindset birokrasi dibutuhkan dalam era digital dengan menciptakan habitus Pancasila menjadi praksis dalam tindakkan yakni membumikan Pancasila dalam era persaingan global untuk menciptakan etos memuliakan manusia ketika para pejabat publik menjadi pelayan publik.

“Dengan spririt perubahan pada kemampuan meningkatkan pelayanan publik dan inovasi,” lanjutnya.

Romo Beny  menegaskan, saat ini dibutuhkan perubahan paradigma pejabat publik yang menjemput bola dengan birokrasi menjalankan fungsi perubahan.

TAG#Romo Beny

198737218

KOMENTAR