Romo Beny BPIP: Kekerasan Terhadap Muslim India Tidak Bisa Dibenarkan

Jakarta, Inako
Romo Beny, Staf Khusus Badan Pembinaan Indeologi Pancasila (BPIP) mengecam kekerasan yang terjadi di India dengan alasan apapun tidak dibenarkan terhadap sesama manusia yang memiliki martabat yang mulia, tegas Beny kepada Inakoran.com, Senin (2/3/20).
Undang-undang Kewarganegaraan India yang baru diamendemen, yang memudahkan jalan bagi non-Muslim dari negara-negara tetangga mayoritas Muslim untuk mendapatkan kewarganegaraan, telah memicu berminggu-minggu protes keras terhadap pemerintah Modi, demikian dikutip Reuters.
Undang-undang Kewarganegaraan India dilihat oleh lawan sebagai mendiskriminasi umat Islam dan telah memperdalam kekhawatiran bahwa pemerintahan Modi merusak tradisi sekuler India.
"Kekerasan terhadap saudara kita, lanjut Beny, tidak bisa dibenarkan dan kita berharap tragedi kemanusian harus dihentikan karena segala perbedaan dan pandangan harus diselesaikan dengan cara beradab dan nilai kemanusian", ujar Beny.
Kita berharap pemerintah India ,memutus rantai kekerasan dan menyelesaikan tragedi kemanusiaan dengan mengedepankan prinsip Hak Azasi Manusia yang universal.
Saatnya dunia kedepan harus mengedepankan nilai kemanusian yang universal dan menghentikan segala diskriminasi dan politik rasial, tegas Beny.
Tragedi kemanusiaan melukai keadaban nurani yang mengoyak rasa kemanusian, setiap manusia di Mata Tuhan memiliki arti dan bernilai.
Kekerasan adalah penghancuran terhadap wajah Tuhan yang Maha Rahim, ujar Beny.
Keluarga Hindu Menyelamatkan Keluarga Muslim India
Kekerasan yang terjadi di India muncul pemandangan berbeda, ketika keluarga Muslim yang ketakutan, tetangga Hindu menyelamatkan satu keluarga Muslim dari amuk masa ketika kerusuhan konflik pecah di negara itu.
Pada hari Minggu malam, Safina bergidik ketakutan ketika mendengar ada yang menggedor pintu. Suasana dipenuhi dengan ketegangan setelah pelemparan batu antara dua kelompok di wilayah tersebut.
Keluarga itu terdiri dari Safina (nama samaran), suaminya yang lumpuh sebagian dan dua putri. Mereka adalah satu-satunya keluarga Muslim di Madhuban Mohammad dari wilayah Ghonda Utara di timur laut Delhi.
Ketika gedoran di rumah Safina berhenti, muncul suara orang-orang yang berbicara dengan keras datang.
Keluarga Safina akhirnya pindah ke salah satu rumah tetangga Hindu mereka pada malam hari. Ada sekitar 30 rumah tangga Hindu di mohalla (distrik) yang terus berjaga-jaga saat suasana memburuk.
TAG#Romo Beny, #BPIP, #Konflik India, #Muslim India, #Hindu India, #India, #Modi, #Perdanamenteri India Modi
198736104
KOMENTAR