Romo Beny Susetyo: Teknologi Versus Humanisme di Era 5.0

Hila Bame

Wednesday, 20-11-2019 | 05:59 am

MDN
Romo Beny (dua dari Kanan)

 

Jakarta, Inako

 

Di era industri 5.0 yang diwarnai dengan kemajuan teknologi informasi, manusia akan terbelah menjadi dua kelompok. Pertama adalah kaum Utopyan, yakni mereka yang fanatik dengan teknologi dan cenderung mengedepankan pola pikir berbasis logika. Kedua tak lain adalah kaum Dystopian, yaitu mereka yang hati-hati terhadap penggunaan teknologi dan cenderung lebih menonjolkan sisi humanis dalam pemikiran dan perilaku mereka. 

 

“Inilah dua kelompok yang akan mewarnai kehidupan masyarakat kita di era society 5.0,” kata Ketua Asosiasi Program Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) sekaligus Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Muhamad Sulhan, S.IP., M.Si, dalam materi yang disampaikan dalam kegiatan Seminar Nasional bertajuk “Perubahan Lingkungan dan Dinamika Komunikasi Kontemporer”, yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara di Jakarta, pada Kamis (19/11). 

 

Di semua kelompok tadi, komunikasi akan memegang peran utama sebab khalayak akan terhubung secara beragam, baik melalui komunikasi inter dan intra personal maupun komunikasi massa. Menurut Sulhan, kemampuan mencerna dan memaknai pesan yang beragam ini akan sangat tergantung pada tingkat pengetahuan, kelas sosial, jenis kelamin, etnisitas dan usia. Manusia akan menjadi pengendali informasi apa saja yang akan disampaikan dan dianggap yang paling benar. Jika masing-masing pihak mengklaim pihaknya yang paling benar, akan berakibat masyarakat pun terpecah. Dengan kata lain, fenomena terjadinya pengelompokan dukungan masyarakat yang terjadi saat ajang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lalu, masih akan mewarnai kehidupan sosial masyarakat Indonesia.  

Tidak hanya itu, perkembangan teknologi informasi pun akan mengguncang sisi kemanusiaan dan keagamaan. Penyebabnya, adanya kemudahan dalam berkomunikasi saat ini lewat adanya media baru. “Kemanusiaan manusia akan tereduksi dalam mekanisme teknologi,” kata pembicara lainnya yakni Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo.

Menurut pria yang akrab disapa Romo Benny ini, dengan berkurangnya nilai-nilai humanisme di masyarakat, akan berakibat menguatnya eksklusifitas dalam beragama. Kini, agama tidak menjadi inpirasi namun menjadi aspirasi kepentingan sekelompok golongan. 


Dengan menguatnya kepentingan segelintir orang, berpengaruh pula dalam perubahan lingkungan media yang ada nantinya. Interaksi dan teknologi akan membawa implikasi yang mampu melampaui konteksnya, baik penggunaan, persepsi, pemahaman, perasaan dan juga nilai-nilai yang dianut. “Perubahan iklim media tadi dipercaya akan mampu mengubah cara berpikir masyarakat era 5.0,” kata pembicara berikutnya yaitu Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara selaku Pakar Komunikasi Keberagaman Dr. Riris Loisa, M.Si.

TAG#ROMO BENY

190215596

KOMENTAR