Rusdi Kirana akan Tentukan Nasib Pembelian Boeing di Akhir Tahun

Sifi Masdi

Saturday, 08-12-2018 | 17:51 pm

MDN
Pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh [ist]

Jakarta, Inako

Kerja sama antara Lion Air dengan Manajemen Boeing bakal terganjal pasca musih jatuhnya peswat Air Linon JT-610.  Manajemen Lion Air Group akan segera menentukan sikap terkait pesanan pembelian ratusan pesawat Boeing pada akhir tahun ini.

Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait, mengatakan pada akhir tahun ini manajemen akan bertemu dengan pendiri perseroan, Rusdi Kirana, untuk menentukan apakah melanjutkan pembelian pesawat dari Boeing atau tidak. 

"Jadi sampai dengan saat ini secara kertas [formal] kami belum [ada keputusan]. Pertemuan akan direncanakan akan kita atur oleh Pak Rusdi akhir tahun ini, tapi pernyataan ini sudah kami tangkap ke dalam sebagai sesuatu yang nanti akan dikerjakan oleh manajemen," ujarnya di Lion Tower, Jumat (7/12/2018).

“Kami sebagai manajemen Lion Group, kami harus mengevaluasi dan melihat segala aspek kalau memang itu nanti beliau sudah perintahkan untuk melakukan action paper, maksudnya sudah formal karena sampai saat ini formalnya kami belum, tapi apa pun bisa terjadi," ungkap Edward. 

Dia mengatakan apabila Lion Air benar-benar memutuskan untuk membatalkan pembelian maka hal itu akan berdampak pada pengiriman pesawat di atas 2019. 

"2019 sudah ke locked, kita mungkin akan melihat 2020, 2021, sampai seterusnya. Kalau memang akhirnya kami harus mengambil sikap secara formal, yang beliau katakan sebagai pendiri, nantikan yang action formalnya manajemen. Nah, manajemen sampai saat ini legal formalnya itu belum. Jadi, 2019 delivery masih."

Seperti diketahui, Bloomberg memberitakan bahwa Rusdi Kirana merasa dikhianati oleh Boeing dan berencana membatalkan pembelian ratusan pesawat senilai US$ 22 miliar atau Rp 134 triliun (kurs Rp 14.300/US$). 

“Saya merasa dikhianati," ujar Rusdi Kirana melalui telepon, dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/12/2018).

"Saya menyiapkan dokumen untuk mengajukan pembatalan. Semuanya masih dalam pertimbangan sekarang," kata dia.

Sementara itu, Sumber Reuters mengungkapkan bahwa Rusdi Kirana marah karena pernyataan Boeing yang merespons hasil laporan awal Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait kecelakaan 737 Max 8 yang digunakan dalam penerbangan Lion Air JT-610.  Kecelakaan itu terjadi pada 29 Oktober 2018 dan menewaskan 189 orang.

 

 

KOMENTAR