Rusia Akan Mengurangi Aktivitas Militer di Dekat Kyiv

Jakarta, Inako
Rusia memastikan akan mengurangi aksi militernya di dekat Kyiv dan Chernihiv, sebuah kota Ukraina utara. Komitmen tersebut merupakan sebuah langkah nyata membangun kepercayaan dan konsesi paling signifikan dari Moskow, sejak menyerang tetangganya Ukraina, lebih dari sebulan lalu.
Komitmen tersebut juga menjadi bukti kemajuan dari pembicaraan gencatan senjata kedua negara. Sebelumnya, para perunding Ukraina mengatakan, bahwa pihakya siap untuk menarik diri dari rencana bergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara dan mengambil sikap netral dengan imbalan jaminan keamanan.
CNN melaporkan, Rusia mulai menarik beberapa pasukan dari daerah sekitar Kyiv sebagai bagian dari apa yang dianggap Amerika Serikat sebagai perubahan strategi besar oleh Moskow, mengutip dua pejabat senior AS.

Namun Presiden AS Joe Biden tetap skeptis terhadap langkah militer Rusia itu.
Kepada wartawan di Gedung Putih, Biden mengatakan "Saya tidak membaca apa pun sampai saya melihat apa tindakan mereka. Kami akan melihat apakah mereka menindaklanjutinya. apa yang mereka sarankan," tegasnya.
Menyusul pembicaraan gencatan senjata antara perwakilan Rusia dan Ukraina di Istanbul, Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin dikutip oleh kantor berita Rusia Tass mengatakan, "Kementerian Pertahanan Rusia telah membuat keputusan untuk secara kardinal, beberapa kali lipat mengurangi aktivitas militer."
Menurut Fomin, pembicaraan tentang persiapan kesepakatan tentang netralitas Ukraina dan status non-nuklir, mengalamai kemajuan.
Negosiator Ukraina menyebut negara-negara seperti Israel, Polandia, Kanada, dan Turki sebagai kandidat untuk memberikan jaminan tersebut dan mengusulkan agar status Krimea, yang dicaplok Rusia pada 2014, diselesaikan dalam pembicaraan selama 15 tahun ke depan.
Vladimir Medinsky, yang mengepalai delegasi Rusia, mengatakan, ada kemungkinan pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy jika kesepakatan damai dirancang.
Dia menambahkan bahwa pembicaraan terakhir, yang keempat diadakan antara pejabat senior kedua negara secara langsung sejak akhir Februari, adalah "konstruktif." Pembicaraan awalnya ditetapkan selama dua hari tetapi berakhir pada hari Selasa.
Tanda kemajuan datang ketika jumlah korban tewas telah mendekati 5.000 di kota pelabuhan tenggara Mariupol, dan serangan Rusia meledakkan sebuah lubang di gedung pemerintah sembilan lantai di Mykolaiv pada hari Selasa, menurut media lokal.
Rusia telah menuntut agar Ukraina demiliterisasi, dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan pada hari Senin bahwa penghapusan ideologi anti-Rusia juga harus dimasukkan dalam perjanjian yang dibayangkan.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dikutip oleh kantor berita Reuters mengatakan pembicaraan Selasa menandai "kemajuan paling signifikan" dalam negosiasi Ukraina-Rusia hingga saat ini.
Perunding Ukraina dan Rusia mengadakan pertemuan gencatan senjata langsung pertama sejak 7 Maret saat invasi Rusia ke negara Eropa Timur memasuki minggu kelima.
TAG#rusia, #ukraina, #serangan rusia, #aksi militer, #kyiv
190215629

KOMENTAR