Rusia akan Uji Coba untuk Keluar dari Internet Dunia

Moskow, Inako
Dalam beberapa minggu ke depan, pemerintah Rusia akan melakukan uji coba untuk 'mencabut' negara itu dari internet dunia.
Meskipun tanggalnya belum diketahui, pengujian ini diperkirakan akan terjadi sebelum tanggal 1 April, karena saat itu adalah hari terakhir bagi pembuat undang-undang untuk mengusulkan perubahan peraturan bernama Digital Economy National Program.
Tes ini adalah aksi terbaru Kremlin untuk menciptakan 'internet berdaulat' guna melindungi diri sendiri dari serangan siber agresif saat terjadi krisis, seperti ketika perang misalnya.
Tetapi percobaan ini dikhawatirkan akan berujung pada pembatasan dan kontrol ketat internet, mirip program penyensoran 'Great Firewall' yang dilakukan pemerintah Cina.
Para pengamat mengatakan ini adalah bagian dari kecenderungan menciptakan apa yang dinamakan 'splinternet', di mana internet tetap hidup, tetapi beda penampilannya bagi warga negara yang berlainan, bergantung kepada penyensoran pemerintah.
Meskipun demikian, terdapat banyak pertanyaan tentang rencana Rusia untuk 'mencabut' diri ini.
Rencana kemandirian Putin dipandang sebagai cara untuk lebih mengendalikan kehidupan online warga Rusia. Apakah mungkin 'menarik' keseluruhan negara dari internet?
Singkatnya, ya mungkin.
Internet pada dasarnya adalah benda fisik. Jika Anda memotong kabel yang menghubungkan berbagai negara ke internet, negara-negara itu akan terputus.
Hal ini terjadi secara tidak sengaja pada tahun 2018 ketika kabel bawah laut yang menghubungkan Mauritania dilaporkan terputus kapal pukat. Empat juta orang di negara Afrika Barat itu tidak mempunyai internet selama dua hari.
Tetapi Rusia bukannya ingin sama sekali memutus hubungan; negara itu tetap bermaksud memelihara layanan internet di dalam negeri tetapi menutup akses masuk atau keluar.
Jadi bagaimana sebuah negara memutus hubungan dari internet?
Ini adalah sistem yang sama dengan pendukung jaringan intranet yang sering kali dipakai dalam organisasi dan lembaga besar seperti pemerintahan atau universitas.
Mauritania offline selama 48 jam pada tahun 2018 karena kerusakan kabel bawah laut.
Menciptakan direktori baru bagi setiap situs internet dan server di dunia akan menjadi bagian penting rencana Rusia karena tidak satupun dari organisasi ini menggunakan direktori DNS Rusia. Ini berarti mereka akan mengelompokkan layanan internal dan 'aman', serta yang mana dipandang internasional dan 'tidak aman'.
Di sinilah ketakutan penyensoran muncul. Jika pemerintah Rusia memutuskan hanya mengizinkan lalu lintas lewat buku alamat DNS-nya saja, ini berarti negara itu dapat menolak akses ke situs manapun, sesuka mereka.
Seberapa sulit?
Menurut Mat Ford, akan menjadi sangat sulit bagi pemerintah Rusia untuk memutuskan secara tegas situs internet dan server yang 100% Rusia karena banyak layanan bergantung pada berbagai kode dari internet global.
Mereka juga harus berjuang untuk mengelola ratusan titik masuk dan keluar di seluruh negeri. Ini tempat di mana melibatkan Internet Service Providers (ISP) menjadi penting dan sejumlah laporan mengisyaratkan pemerintah membantu lewat dana masyarakat tambahan kepada ISP sementara mereka mengatasi masalah teknis.
Rusia memiliki platform media sosialnya tersendiri, VK, dengan 90 juta pengguna, menurut World Bank.
Apa akan efektif?
Menciptakan batasan buatan di sekitar sebuah negara pada skala ini tidak akan mulus dan para pengamat memperkirakan tes ini akan memperlihatkan sejumlah masalah besar.
Mat Ford mengatakan: "Kemungkinan akan terjadi banyak gangguan yang tidak terduga."
"Saya pikir layanan Rusia besar akan tidak menghadapi masalah, tetapi sifat ketergantungan global internet berarti ini adalah suatu hal besar yang belum diketahui dan tidak diragukan lagi banyak layanan akan terhambat atau berhenti."
"Ini adalah suatu kurva pembelajaran, yang tentu saja memang itulah tujuan dari pengujian ini."
TAG#Rusia, #Internet, #Internet Dunia, #Teknologi
198733882

KOMENTAR