Rusia Vs Ukraina: Empat Konsekuensi Tak Terduga yang Diderita Rusia

Timoteus Duang

Wednesday, 30-03-2022 | 11:17 am

MDN


Jakarta, Inako

Invasi Rusia ke Ukraina tidak hanya mendatangkan kerugian bagi Ukraina, tetapi juga bagi Rusia. Sudah lebih dari sebulan berperang, Rusia mengalami konsekuensi yang tidak diprediksi sebelumnya, mulai dari kehilangan nyawa pasukan sampai kehancuran ekonomi.

Berikut kami rangkumkan empat kerugian yang dialami Rusia akibat invasinya ke Ukraina.

Pertama, kehancuran ekonomi. Menurut analis di TS Lombard, Christopher Granville dan Madina Khrustaleva tingkat inflasi tahunan Rusia mencapai 9,2% pada Februari dan diperkirakan telah meningkat pada Maret, dan kisaran akhir tahun bisa tembus 30-35%.

Institute of International Finance memperkirakan ekonomi Rusia akan terkontraksi sebanyak 15% pada 2022. Selain itu, diperkirakan terjadi penurunan 3% pada 2023.

Kedua, Eropa menjatuhkan bisnis energi Rusia. Uni Eropa, yang mengimpor sekitar 45% gasnya dari Rusia pada 2021, telah berjanji untuk mengurangi pembelian gas Rusia hingga dua pertiga sebelum akhir tahun, dan Komisi Eropa ingin berhenti membeli bahan bakar fosil Rusia sebelum 2030.

 

Ketiga, korban nyawa berjatuhan. Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Jumat lalu sebanyak 1.351 tentara Rusia telah tewas dalam perang sejauh ini, dan sebanyak 3.825 yang terluka.

Tetapi, pihak berwenang Ukraina mengklaim bahwa lebih dari 15.000 tentara Rusia telah tewas dalam konflik tersebut, sementara seorang pejabat senior NATO pekan lalu memperkirakan bahwa antara 8.000 dan 15.000 orang telah tewas.

Keempat, Rusia menyatukan barat. Selama kurang lebih 22 tahun berkuasa, Putin berulang kali mencoba melemahkan Barat, baik melalui campur tangan dalam proses demokrasi maupun melalui insiden serius seperti dugaan penggunaan racun saraf terhadap musuh pribadi dan politiknya.

Para ahli berpendapat bahwa kemungkinan besar Putin mengharapkan invasinya ke Ukraina memiliki efek perpecahan di Barat, tetapi justru yang terjadi sebaliknya.

"Reaksi Barat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini di luar dugaan," kata Anton Barbashin, analis politik dan Direktur Editorial Jurnal Riddle Russia.

KOMENTAR