Sadis! Terpuruk Peternak Unggas Rakyat, Biaya Produksi ke Langit Biru Harga jual Daging Ayam Terjun Bebas

JAKARTA, INAKORAN
Kondisi ratusan peternak unggas rakyat yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara(PPRN) kian terpuruk biaya produksi menjulang ke langit biru, sementara harga jual daging terjun bebas seperti bola bekel diterjunkan dari gunung batu yang tinggi ke jurang dalam, demikian rilis PPRN yang diterima INAKORAN.com Rabu (5/5/21).
Selanjutnya ratusan peternak unggas rakyat yang tergabung dalam PPRN (Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara), mendesak Kementerian Pertanian RI (Kementan) untuk segera mengatasi sengkarut persoalan unggas yang tidak kunjung usai melalui aksi damai di kantor Kementan pada Selasa (4/5/21).
baca: IKI Bagi Sembako Kepada Pemulung di Rawalumbu Bekasi
Permintaan yang disampaikan melalui aksi damai ini sebagai bentuk ekspresi peternak rakyat mandiri yang kondisinya semakin terpuruk. Betapa tidak, harga sarana pokok produksi seperti pakan, DOC (Day Old Chicken) dan lainnya sangat tinggi.
Di sisi lain, harga jual ayam broiler dan telur cenderung murah.
Kondisi itu yang menyebabkan Peternak rakyat mengalami kerugian yang sangat besar. Sejak tahun 2018 hingga 2020 lalu ribuan peternak mengalami kerugian dengan taksiran Rp5,4 triliun.
"Kami sangat kecewa karna dirjen PKH tak menemui kami, kami sampaikan kepada Kementan, kami tak akan mundur utk terus memperjuangkan nasib para peternak rakyat yang semakin terpuruk karna keberpihakan Kementan kepada para Integrator.
Saya menduga ada kongkalikong diantara mereka ( Kementan dan Integrator) sehingga nasib kami para peternak diabaikan. kerugian yang kami alami sangat besar, banyak diantara kami yang sudah guling tikar, kami yang masih bertahan masih menunggu komitmen pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada para peternak Mandiri, tandas Alvino
“Aksi unjuk rasa ini sebagai bentuk kekesalan kami terhadap Kementan yang tidak pernah memerdulikan peternak rakyat. Kementan membiarkan peternak rakyat bangkrut dan membiarkan para integrator semakin jaya,” ungkap Ketua PPRN, Alvino Antonio saat menyampaikan orasi di depan Komplek Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta (4/5).
Alvino mengungkapkan, Kementan kerap kali berpihak pada integrator raksasa perunggasan. Faktanya, baru-baru ini Kementan memangkas 20,5 juta ekor DOC Final Stocks dengan dalih menjaga kestabilan harga perunggasan. Bahkan, Kementan menargetkan memusnahkan 288 juta DOC tahun ini.
Akibatnya akan terjadi kelangkaan DOC dan ratusan peternak unggas terancam tidak mendapatkan DOC.
“Kondisi kami semakin tertekan. Harga DOC pasti naik. Para integrator raksasa pasti memprioritaskan Internal Farm dan kemitraannya,” ungkap Alvino.
Padahal, lanjut Alvino, Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.32/2017 Tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur
Konsumsi mengamanatkan alokasi 50% DOC untuk peternak unggas mandiri. Kemudian, baru-baru ini juga terjadi kenaikan pada pakan ayam hingga 30 persen yang mengikuti kenaikan harga ayam di bulan puasa.
“Saat nanti kami panen, harga sudah turun. Inilah akibatnya apabila Pemerintah membiarkan ‘mekanisme pasar’ yang menguasai ekosistem bisnis perunggasan. Kami peternak ayam rakyat yang merasakan dampak kerugian yang paling besar. Karena bukan kami yang menentukan mekanisme pasar perunggasan,” pungkas Alvino.
.jpeg)
TAG#AYAM MURAH, #BIAYA TERNAK SELANGIT, #HARGA JUAL MAHAL
198733805
KOMENTAR