SAR Brimob, Berdiri Sejak Jaman Kemerdekaan “Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan”

Balikpapan,Inako
Pasukan Brigade Mobile atau yang lebih dikenal masyarakat dengan Brimob adalah salah satu pasukan khusus Polri yang telah ada sejak zaman kemerdekaan Indonesia, yang dikenal dengan kecakapannya dalam menangkap teroris dan penjinakan bom. Namun, yang masyarakat belum banyak mengetahui ternyata Brimob juga memilik tim SAR atau tim Penanggulangan Bencana yang siap 7x24 jam untuk membantu masyarakat disamping tugasnya sebagai pasukan khusus.
“Sebenarnya SAR Brimob sudah berdiri sejak Brimob itu berdiri sendiri dulu ya ada di Detasemen Gegana tapi seiring waktu SAR ini berdiri sendiri dan diresmikan pada 10 Maret 2021 kemarin, dimana setiap ada bencana yang dizaman itu belum terbentuk Basarnas, SAR Brimob sudah lebih dulu ada jadi setiap ada bencana yang turun ya dari TNI-Polri dan pemerintah waktu itu mungkin berpikir jika harus ada badan yang membawahi SAR ini maka terbentuklah Basarnas ini ya,” jelas Dansat Brimob Polda Kalimantan Timur, Kombes Pol John Huntal Sarjananto Sitanggang, melalui Wadanyon A AKP Edy Musdwiyono.
Ia menceritakan sejak dulu SAR Brimob tetap ada hingga hari ini yang relawan pada zaman itu sangat terbatas masih hanya Relawan Bantuan Darurat (Banda) namun kini sudah banyak sekali relawan yang bisa dirangkul untuk kegiatan-kegiatan kemanusiaan. “Banda lah dulu yang selalu bersama kami, seperti kejadian pesawat jatuh di Samboja, maupun yang terjadi di Kaltara dulu waktu masih bergabung dengan Kaltim,” kenang pria kelahiran Madiun ini.
Banyak bencana besar dan butuh pertolongan cepat yang melibatkan Brimob contohnya Tsunami Palu dan Gempa yang meluluh lantakan NTB beberapa tahun lalu yang juga terkait dengan SAR. Menamai diri dengan Respon Bencana SAR Brimob berdiri dibelakang Badan SAR Nasional untuk turut membantu dalam giat-giat kemanusiaan bersama relawan di Balikpapan dan Samarinda, Kalimantan Timur.
“Seperti kebakaran, kenapa SAR Brimob harus turun, karena pemadam dari BPBD sering kesulitan mendatangi tempat kejadian, kenapa karena untuk pengaman, masyarakat ketika ada kebakaran panik semua berebut mau memadamkan api sehingga tugas kami mengamankan masyarakat agar pemadam bisa fokus memadamkan api, selain itu kami juga membantu pemadaman dengan menggunakan water canon yang kita punya sehingga lebih cepat padam,” paparnya kepada media ini.
Ia menyebutkan bahkan jika banjir dan tanah longsor diminta atau tidak pihaknya akan tetap datang karena misi kemanusian sangat penting, dimana SAR Brimob ini berperan membantu warga yang kebanjiran untuk dievakuasi menggunakan perahu karet juga jika longsor untuk membersihkan puing-puing dan membantu pencarian korban jika ada dan perlu.
“Di SAR Brimob sendiri kami punya sekitar 30 orang yang memang siap kapan saja dan merupakan pilihan dan kami sendiri rutin melaksanakan latihan SAR seperti turun tower, tali temali, pengoprasian perahu mesin maupun perahu karet, berlatih dengan kayak itu sudah latihan rutin, nyelam dalam pertolongan orang tenggelam jadi bukan latihan khusus jadi ini merupakan bagian dari kita, kalau bisa dibilang makanan sehari-hari,” terangnya lebih lanjut.
Menutup pertemuan sore itu ia berpesan kepada semua orang agar selalu menjaga dirinya sehingga tidak merugikan diri maupun orang lain seperti seringnya terjadi kematian pada saat berenang. “Laut itu sendiri bisa keliatan dangkal padahal laut sendiri bisa sewaktu-waktu air pasang, ini yang kadang kurang dipahami, jika tidak mahir berenang sebaiknya belajar dulu dikolam sampai mahir, jangan mengganggap karena dipinggir saja ah tidak apa-apa, jangan air laut sewaktu-waktu bisa pasang cepat sekali hingga bisa menelan korban, juga sama seperti waduk kita kan tidak tahu kedalamannya dan didalam waduk itu biasanya lumpur sehingga kaki kita tertarik kebawah dan sangat berbahaya, ingat jangan coba-coba atau nyawa taruhannya,” tegasnya.
TAG#SAR Brimob, #Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan, #Dansat Brimob, #Wadanyon A
198737024
KOMENTAR