Satu Dekade Batik Diakui UNESCO, Walikota Pekalongan: Museum Batik Harus Bisa Berinovasi

Shanty

Friday, 13-12-2019 | 17:38 pm

MDN
Walikota Pekalongan, Saelany Machfudz menunjukkan salah satu koleksi Museum Batik Pekalongan

Pekalongan,Inako

 

Rayakan satu dasawarsa atau 10 tahun Batik Indonesia, Pemerintah Kota Pekalongan melaunching Pameran Koleksi Museum Batik Pekalongan, Jumat (13/12/2019).

Launching tersebut ditandai dengan penyerahan kain batik dari salah satu pengrajin batik asal Kota Pekalongan, Tamakun kepada Walikota Pekalongan, Saelany Machfudz.

Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sutarno, mengatakan bahwa kegiatan ini digelar sebagai upaya memberikan penghargaan dan motivasi kepada generasi muda, pelaku usaha batik, penggiat pariwisata serta masyarakat luas untuk meningkatkan apresiasinya terhadap budaya batik.

"Selain melaunching pameran koleksi museum batik, pada perayaan satu dasawarsa batik ini juga dilakukan penyerahan penghargaan Sapta Pesona kepada pelaku usaha yang memenuhi kriteria Sapta Pesona, sekaligus diberikan penghargaan kepada para atlet muda berprestasi di beberapa jenjang pendidikan yang telah membawa nama baik Kota Pekalongan dalam ajang olahraga bergengsi di tingkat provinsi dan nasional," ungkap Sutarno.

Walikota Pekalongan, Saelany Machfudz menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut sebagai dukungan yang menjadikan Kota Pekalongan sebagai salah satu destinasi unggulan pariwisata di Jawa Tengah dengan didirikannya Museum Batik Pekalongan untuk wadah menguri uri batik sebagai warisan leluhur bangsa.

"Saat ini batik sudah mendunia dan menggema, sejak diakui oleh UNESCO sepuluh tahun silam. Oleh karena itu, mari terus lestarikan dan menguri-uri budaya lokal kita," tutur Saelany.

Saelany menginginkan di usia 10 tahun batik sejak ditetapkan sebagai warisan tak benda asli Indonesia ini, Museum Batik Pekalongan harus terus melakukan inovasi-inovasi untuk pengembangan kemajuan batik Pekalongan seperti dengan memperbaharui dan menambah koleksi-koleksi batik sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Pekalongan lebih banyak lagi di tahun mendatang.

"Kami sangat berharap Museum Pekalongan yang koleksi-koleksinya ini sudah bagus bisa terus dikembangkan, terus berinovasi baik penataan ruang pamer, dalam memperbaharui koleksi batik-batiknya dengan mempertahankan nilai tradisi dan sejarah. Alhamdulillah tadi dapat satu koleksi baru untuk tambahan koleksi di museum kita, kami sangat mengapresiasi karya Pak Tamakun yang dengan indah membuat motif batik yang sangat indah dan luar biasa, motif realisme dengan gambar wajah orang dalam bentuk batik sebagai referensi baru dan menambahan kekhasanahan batik Pekalongan," papar Saelany.

Sementara itu, Kepala UPTD Museum Batik Pekalongan, Bambang Saptono menyebutkan saat ini telah ada 1267 koleksi batik dengan berbagai corak dan motif yang ditempatkan di 3 ruang pamer di Museum Batik Pekalongan.

"Dalam rangka memperingati sepuluh tahun batik sejak Oktober 2009 batik diakui UNESCO, hari ini ada 100 koleksi kain batik yang kami pamerkan baik yang belum pernah dipamerkan maupun belum dipamerkan, namun kebanyakan memang koleksi lama kami," ucap Bambang.

Bambang menjelaskan pada peringatan satu dasawarsa batik di Museum Batik Pekalongan yang menjadi berbeda adalah adanya koleksi-koleksi karya batik bertemakan Pekalongan Membatik Dunia yang didisplay di Ruang Pamer Satu dengan harapan Batik Pekalongan akan semakin mendunia. 

"Kami ingin para generasi muda khususnya pelajar di Kota Pekalongan tidak hanya memakai batik saja, melainkan mereka bisa sering melakukan kunjungan ke Museum Batik Pekalongan ini untuk belajar membatik dan kami sangat berharap di sekolah-sekolah bisa ada edukasi membatik melalui penerapan di mata pelajaran maupun ekskul di berbagai jenjang pendidikan," pungkas Bambang.

KOMENTAR