Sejarah Kapal Induk Pertama Dunia Mulai Beroperasi

Sifi Masdi

Friday, 28-12-2018 | 19:09 pm

MDN
Kapal induk Hosho milik Jepang [ist]

Jakarta, Inako

Kapal memiliki banyak fungsi, selain sebagai moda transportasi air, kapal juga digunakan sebagai alat pertahanan. Kapal perang biasanya didesain dengan menggunakan berbagai senjata untuk melindungi wilayah tertentu dari serangan musuh. Sehingga, banyak negara yang berusaha mendesain kapal-kapal laut dengan persenjataan yang lengkap.

Selain itu, fungsi kapal juga ditingkatkan dari kapal tempur menjadi kapal induk, sebagai sarana untuk menampung pesawat tempur guna kepentingan militer.

Pada 27 Desember 1922,  96 tahun yang lalu, kapal induk bernama Hosho mulai beroperasi. Kapal induk ini bertugas untuk Angkatan Laut Jepang sebagai sarana untuk menampung pesawat-pesawat militer mereka.

Hosho tercatat sebagai kapal induk pertama dunia yang dibangun dan beroperasi untuk kepentinan militer suatu negara. Sejak saat itu, banyak negara yang mulai membangun kapal induk untuk misi militer.

Kepentingan militer

Ketika memasuki era 1910-an, perkembangan aviasi mulai menyebar ke seluruh dunia. Hal ini mencapai titik di mana tiap negara mulai mengembangkan program angkatan udara terbaik mereka.

Pesawat-pesawat mulai dibangun untuk kepentingan perang. Ketika Perang Dunia 1 bergejolak, pesawat terbang memiliki desain yang kokoh dan berat. Salah satu kendalanya adalah mereka tak bisa membawa bahan bakar dalam jumlah yang besar. Otomatis pesawat itu harus singgah pada suatu tempat untuk mengisi bahan bakar mereka.

Hal ini merupakan alasan utama saat sejumlah negara mulai mengubah kapal-kapal mereka sebagai kapal induk sementara untuk tempat singgah pesawat. Ini mulai dengan mengubah bentuk atapnya agar pesawat dapat lepas landas.

Pada 1918, kapal Inggris HMS Argus menjadi kapal pertama yang diubah bentuknya menjadi kapal induk sementara. Kapal ini mampu meluncurkan beberapa pesawat tempur. Namun pada dasarnya kapal ini bukan dibangun untuk kapal induk.

Jepang berbenah

Melihat kepentingan yang semakin mendesak dan kepentingan militer yang harus segera dibenahi, Jepang mulai membuat kapal  yang resmi digunakan sebagai kapal induk. Kapal induk Hosho memiliki panjang sekitar 168 meter dan beratnya sekitar 9.500 ton.

Kapal ini mampu membawa 15 pesawat terbang (lebih banyak dari kapal induk sementara lainnya). Hosho memiliki lebih dari 500 awak kapal dan mampu berjalan dengan kecepatan 25 knot atau 46 kilometer per jam).

Selain untuk kapal induk, kapal ini juga digunakan untuk sarana pelatihan untuk kepentingan militer. Pada 27 Desember 1922, kapal induk ini mulai beroperasi. Hosho pertama kali terlibat pertempuran pada 1932 ketika membantu pesawat tempurnya di dekat Shanghai, China.

Kemudian, melanjutkan pertempuran selama Perang China-Jepang. Ketika Perang Dunia ke II, Hosho berfungsi terutama sebagai pembawa pelatihan, dan dilengkapi dengan dek penerbangan sekitar 180 meter dengan senjata anti-pesawat yang ditingkatkan.

Sebenarnya, ketika Perang Dunia II, Hosho dianggap sebagai barang tua dan ketinggalan zaman karena banyak kapal induk dengan teknologi canggih yang dibangun. Beberapa pejabat militer mengajukan petisi agar kapal itu pensiun dan digunakan sebagai kapal pelatihan.

Namun, Angkatan Darat Jepang tidak memiliki kapal induk, dan Hosho tetap digunakan. Hosho pernah mendapat dua kali kerusakan karena serangan dari militer Amerika Serikat. Pada 1946, kapal ini rusak dan berhenti beroperasi.

Selama Perang Dunia II, kapal induk menggantikan kapal perang sebagai pusat kapal armada dunia, dan saat ini status mereka tetap sebagai kapal-kapal utama di dunia.

 

 

KOMENTAR