Selain Sumba Timur, Sabu Raijua Juga Masih Dilanda Kekeringan

Binsar

Friday, 31-01-2020 | 12:59 pm

MDN
bjek wisata Kelabba Maja di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur menjadi simbol kekayaan pariwisata Sabu Raijua [ist]

Kupang, Inako

Kekeringan masih melanda beberapa wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebut saja dua daerah, yakni Sumba Timur di Pulau Sumba dan Sabu Raijua di Pulau Sabu, yang hingga akhir Januari 2020 ini masih dilanda kekeringan karena minimnya curah hujan.

Sebagaimana dilaporkan media lokal provinsi itu, sebagian besar wilayah di Kabupaten Sabu Raijua, hingga minggu terakhir Januari masih dilanda bencana kekeringan akibat minimnya curah hujan pada musim hujan 2019/2020 ini.

Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabu Raijua, Ndu Ufi, setelah melakukan kunjungan ke sejumlah desa di wilayah pulau terdepan Nusantara itu untuk melihat dari dekat kondisi pertanian warga, Jumat (31/1).

"Saya melaporkan bahwa Sabu Raijua masih dalam kondisi kekeringan panjang, karena curah hujan sangat minim," katanya.

Menurutnya, hujan memang sudah merata di wilayah Sabu Raijua, tetapi hanya berlangsung beberapa hari saja, dan setelah itu sudah tidak hujan lagi.

"Wilayah Sabu punya struktur tanah agak berbeda. Kalau hujan selama satu hari dan tidak hujan berturut-turut tiga sampai empat hari, tanah sudah sangat kering dan tidak bisa ditanami," katanya.

Dia mengatakan, sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan untuk segera melakukan pendataan di lapangan.

Pendataan ini untuk memastikan bahwa, daerah mana saja yang sudah ditanami tetapi mengering, dan daerah mana saja yang belum tanam atau kemungkinan ada permasalahan bibit yang dihadapi petani untuk melakukan penanaman kembali.

"Kami baru selesai berkoordinasi dengan dinas pertanian, untuk segera melakukan pendataan, sehingga bisa secepatnya menyiapkan langkah penanganan bersama," katanya.

Sebelumnya diberitakan bahwa wilayah Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, masih minim. Kondisi itu bertolak belakang dengan hampir seluruh daerah lain di Indoensia yang sudah lama dilanda banjir karena curah hujan tinggi.

Terkait kondisi itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang menjelaskan, hal itu terjadi karena wilayah pesisir utara Australia mengalami tekanan rendah.

“Minimnya curah hujan di beberapa wilayah di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat tekanan rendah di wilayah pesisir utara Australia,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi, di Kupang, Jumat (31/1/20).

Wilayah Sumba Timur, kata Agung, mengalami kurangnya curah hujan akibat adanya 'trough pressure' (daerah tekanan rendah) di wilayah pesisir utara Australia.

TAG#sabu raijua, #kekeringan, #ntt

198733891

KOMENTAR