Selamatkan Bumi Dari Dampak Perubahan Iklim, BMKG Ajak Generasi Muda Lakukan Aksi Nyata

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak generasi muda berperan aktif dalam upaya melestarikan lingkungan dan menyelamatkan bumi dari perubahan iklim.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, peran tersebut dapat diwujudkan dengan aksi nyata guna mencegah bumi semakin ‘mendidih’ karena pemanasan global sebagai dampak perubahan iklim.
"Indonesia butuh ide, pemikiran sekaligus tindakan nyata yang inovatif dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk menciptakan linkungan yang berkelanjutan," kata Dwikorita dalam program pendidikan Green Leadership Indonesia (GLI) yang diselenggarakan Institut Hijau Indonesia, Minggu, 15 Oktober, sebagaimana dilansir dari laman bmkg.go.id Selasa (17/10).
Acara yang diikuti ratusan peserta dari berbagai provinsi di Indonesia ini, mengangkat tema "Pemahaman tentang Isu Perubahan Iklim Bagi Green Leaders".
Dwikorita menjelaskan, kondisi bumi saat ini cukup mengkhawatirkan. Krisis air terjadi di mana-mana dan berimbas pada berbagai sektor kehidupan. Salah satunya sektor pertanian. Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi dunia akan mengalami ancaman krisis pangan pada tahun 2050 mendatang.
Dalam catatan BMKG, tahun 2016 merupakan tahun terpanas di Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0.8 °C relatif terhadap periode klimatologi 1981 hingga 2020. Tahun 2020 sendiri menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.7 °C, dengan tahun 2019 berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.6 °C.
Dwikorita menambahkan, World Meteorolgical Organization (WMO) mencatat bahwa tahun 2023 menjadi tahun dengan pernuh rekor temperatur. Diantaranya adalah sepanjang Juni-Agustus menjadi 3 bulan terpanas sepanjang sejarah serta gelombang panas (heatwave) terjadi di banyak tempat secara bersamaan.
Menurut Dwikorita, Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat merasakan dampak perubahan iklim. Namun, banyak dari masyarakat Indonesia yang tidak memahami dan mengerti bahwa cuaca ekstrem yang kerap terjadi, kejadian iklim maupun kenaikan suhu udara merupakan dampak perubahan iklim. Kondisi ini membutuhkan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
Pemerintah, kata Dwikorita, terus melakukan mitigasi ancaman krisis pangan BMKG terus melakukan literasi iklim melalui Sekolah Lapang Iklim. Sasarannya adalah petani Indonesia, dimana mereka diajarkan dan dilatih keterampilannya untuk terampil dalam memahami bagaimana strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di lingkungan wilayahnya, guna memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
TAG#Kepala BMKG, #Dwikorita Karnawati, #krisis air, #perubahan iklim, #green leaders
198733985
KOMENTAR