Semua Sekolah Di Surabaya Diminta Kendalikan Sampah Plastik

Binsar

Tuesday, 25-09-2018 | 06:23 am

MDN
Ilustrasi sampah plastik [ist]
"Sampah Plastik bukan hanya masalah kota-kota besar di Indonesia tetapi menjadi masalah global saat ini"

 

Surabaya, Inako –

Sampah plastik menjadi salah satu persoalan serius di kota-koa besar di Indonesia termasuk Surabaya, Jawa Timur. Karena itu, persoalan sampah plastik menjadi tanggungjawab semua pihak termasuk lembaga pendidikan yang ada di setiap kota.

Salah satu organisasi lingkungan hidup, yang dinilai sangat getol dengan masalah kelestarian lingkungan adalah Tunas Hijau. Lembaga yang berada di Surabaya ini mengajak semua sekolah di kota itu untuk mengendalikan sampah plastik yang sampai saat ini menjadi permasalahan global.
     
Ketua Senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni, di Surabaya, Senin, mengatakan salah satu cara yang perlu dilakukan sekolah untuk mengendalikan sampah palstik yaitu dengan cara membentuk, melaksanakan dan mengolah sampah secara mandiri dan berkelanjutan.
     
"Ini biasanya sudah dilakukan sekolah-sekolah sudah bergabung dalam kegiatan gerakan peduli lingkungan hidup sekolah atau 'Surabaya Eco School 2018'," katanya.
     
Menurut dia, ada beberapa kiat sukses dari kegiatan "Surabaya Eco School 2018" di Surabaya antara lain larangan penggunaan sedotan plastik minuman dan makanan dalam kemasan sekali pakai bagi seluruh warga sekolah.
     
Selain itu, lanjut dia, ajakan warga sekolah mengganti botol plastik menggunakan tumbler atau botol minuman yang bisa digunakan jangka panjang serta memisahkan sampah organik/daun dengan menampung di komposter sekolah.

Ilustrasi Sekolah [ist]


     
Pada kegiatan tersebut, kata dia, setiap sekolah diminta langsung membuat rencana aksi lingkungan berkelanjutan dan merealisasikan rencana tersebut terutama pada pengolahan sampah. 
     
"Nanti akan ada apresiasi bagi warga sekolah yang sudah melakukan aksi nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup baik di sekolah maupun rumahnya," katanya.
     
Zamroni berharap jumlah sekolah "zero waste" atau sekolah tanpa sampah kemasan makanan dan minuman sekali pakai" di Surabaya yang sampai saat ini berjumlah 16 sekolah bisa meningkat pada akhir tahun 2018. "Semoga bisa mencapai 50 sekolah," ujarnya.
     
Hal sama juga dilakukan Komunitas Nol Sampah yang terus mengkampanyekan "Diet Sedotan Plastik" di Kota Surabaya dalam beberapa hari ini. 
     
Koordinator Komunitas Nol Sampah Hermawan mengatakan sampah plastik terutama sampah plastik di laut menjadi salah satu isu penting di Indonesia. 
     
Menurut dia, berdasarkan riset Jambeck di 2015 menyebutkan bahwa Indonesia merupakan peringkat kedua dunia sebagai penyumbang sampah plastik ke laut. Jumlahnya mencapai sebesar 1,29 juta ton per tahun atau setara dengan 215.000 gajah jantan Afrika dewasa. 

 

 

 


     
 

KOMENTAR