SMA Negeri 1 Sambi Rampas Manggarai Timur Gelar Pentas Seni dan Budaya

Binsar

Sunday, 05-05-2019 | 07:24 am

MDN
Guru dan siswa SMA Negeri 1 Sambi Rampas, Watu Nggong, Flores NTT menggelar pentas seni dan budaya di halaman sekolah itu, Selasa (30/4/19) [Inakoran.com/Ina TV]

Watu Nggong, Inako 

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sambi Rampas, Watu Nggong, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pentas seni dan budaya berupa tarian caci, danding, raga sae dan ndudu ndake, di halaman sekolah tersebut, Selasa (30/4/19).

Koresponden Inakoran, Yosef Don, yang berada di lokasi pentas hari itu melaporkan, pentas seni yang dimotori oleh Sanggar Seni SMA Negeri 1 Sambi Rampas ini, diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2019.

Dalam sambutan mengawali pentas seni hari itu, Kepala SMA Negeri 1 Sambi Rampas, Bernadus Agung, S.Pd, mengatakan, kegiatan itu bertujuan menggali, memperkenalkan dan menumbuhkan rasa cinta dalam diri anak didik terhadap seni dan budaya Manggarai sebagai salah satu kazanah budaya nasional.

 

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sambi Rampas, Bernadus Agung, S.Pd (pakai selendang merah) saat memberi sambutan di awal pentas seni dan budaya [Inakoran.com/Ina TV]

 

“Kami ingin anak didik mencintai budayanya sendiri. Anak didik saat ini terkesan lebih menyukai hal-hal yang modern seperti tarian dan lagu-lagu pop ketimbang produk budaya daerahnya sendiri,” kata Bernadus.

Senada dengan Bernadus, pemerhati budaya Manggarai Timur, Pius Wandi – yang juga salah satu pengajar di SMA itu – juga menegaskan bahwa even pentas seni dan budaya yang dilaksanakan di lembaga pendidikan itu dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta anak didik akan kekayaan seni dan budaya asli Manggarai Timur sebagai sebuah kearifan lokal yang harus tetap terpelihara sehingga tidak tergerus oleh roda zaman yang siap menggilas kita kapan dan di manapun saja.

 

Pemerhati budaya Manggarai, Pius Wandi (pakai topi songke dan selendang merah) saat pentas seni dan budaya [Inakoran.cpm/Ina TV]

 

“Saya berharap, generasi muda mencintai budaya Manggarai sebagai warisan nenek moyang dan sekolah perlu bekerjasama dengan berbagai stakeholder yang ada, sehingga selain sebagai lembaga pendidikan, sekolah ini kelak juga bisa menjadi pusat kebudayaan,” harap Pius.

Guru yang belum lama ini pernah menjadi caleg Partai Gerindra itu berharap, kegiatan ini akan menjadi agenda rutin sekolah pada tahun-tahun yang akan datang.

“Kita berharap kegiatan seperti ini akan menjadi agenda rutin di sekolah ini setiap tahun,” lanjutnya.

 

 

Harapan Bernadus dan Pius di atas mungkin menjadi harapan semua guru yang mengabdi di SMA itu. Pasalnya, saat ini generasi millenial lebih menyukai budaya pop yang datang dari luar ketimbang tarian daerah seperti caci, danding, sanda dan mbata atau ndudu ndake.

Karena itu, kita semua tentu sepakat dengan pernyataan kedua guru di atas dan berharap warisan budaya asli Manggarai harus diperkenalkan kepada generasi muda sejak dini sehigga kelak mereka bisa menjadi manusia modern yang tetap berpijak pada nilai dan kearifan lokal.

KOMENTAR