Sri Mulyani Desak Akademisi Vokal terhadap Perubahan Iklim

Sifi Masdi

Monday, 10-12-2018 | 21:44 pm

MDN
Menteri Keuangan Sri Mulyani [ist]

Jakarta, Inako

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan berbagai faktor negatif yang ditimbulkan dari perubahan iklim atau yang populer disebut dengan global warming.

Perubahan iklim merupakan fenomena pergeseran iklim secara jangka panjang yang dimulai dari suhu, curah hujan dan angin. Kondisi ini memicu peningkatan suhu bumi.

"Kalau kita membiarkan bumi makin menghangat, maka akan menimbulkan pengaruh hal yang sangat signifikan terhadap bumi dimanapun kita berada." kata Sri Mulyani, di Jakarta, Senin (10/12/2018).

Menurut Sri Mulyani, sudah ada beberapa laporan yang membuktikan secara ilmiah bahwa siapapun, dari negara manapun, termasuk Indonesia akan terdampak dari perubahan iklim dunia.

Dalam laporan yang dibuat oleh Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC), aktivitas manusia menuju industrialisasi telah menyebabkan suhu temperatur dunia naik 1 derajat dibandingkan pre industrial level temperatur.

"Apabila dunia tetap bersikap bisnis as usual terhadap isu climate change, maka akan muncul risiko di bidang kesehatan, keamanan, ketahanan pangan, persediaan air, dan konsekuensi terhadap ekonomi dan sosial masyarakat," jelasnya.

"Kelompok yang paling rentan dalam menghadapi climate change adalah kelompok masyarakat yang paling miskin," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Indonesia, terutama para akademisi pun diminta lebih vokal dalam mengahadapi situasi seperti ini. Memahami perubahan iklim, melakukan advokasi, serta aktif merupakan hal yang harus di kedepankan dalam menghadapi isu perubahan iklim. 


 

 

KOMENTAR