Sumsel Tekan Kemiskinan Lewat Sektor Pertanian

Binsar

Thursday, 06-12-2018 | 18:27 pm

MDN
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru [ist]

Palembang, Inako –

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) bertekad menekan angka kemiskinan melalui sektor pertanian yang telah terbukti bisa diandalkan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, tekad tersebut didasari pengamalan dirinya saat menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Ogam Komering Ulu Timur beberapa waktu lalu.

"Dalam empat tahun saya bisa menurunkan kemiskinan hingga 8,0 persen. Artinya sektor pertanian ini memiliki potensi luar biasa untuk menekan angka kemiskinan," kata Herman, dalam sambutannya di hadapan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kamis.

Dia menjelskan, pada masa kepemimpinannya, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur pernah menjadi salah satu daerah lumbung beras di Sumsel.

Persentase angka kemiskinan di Sumsel masih mengkhawatirkan yakni 13,10 persen sementara secara nasional untuk kali pertama Indonesia berhasil menyentuh satu digit yakni 9,0 persen.

Untuk itu, Deru menilai perlu kebijakan khusus untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian. Ia menilai yang paling utama yakni harus ada komitmen dari para kelapa-kepala kabupaten/kota.

"Saat di OKU Timur saya membuat Perda mengenai aturan alih fungsi lahan. Dan ini akan diterapkan di seluruh Sumsel. Jadi tidak sembarangan itu mengubah sawah jadi perumahan," kata dia.

Selain itu, Sumber Daya Manusia juga sangat penting yakni bagaimana pemerintah menjaga semangat petani untuk tetap memanfaatkan lahannya menjadi lahan pertanian produktif.

Pemprov Sumsel akan menginisiasi semua kabupaten/kota untuk menyerap beras petani dengan cara menggunakan pembayaran Tunjangan PP Aparatur Sipil Negara diganti dengan beras.

"Ini bisa, tidak sampai Rp100 miliar. Petani merasa diperhatikan, ini dampaknya sangat bagus karena jika mereka tidak semangat, kita semua kesulitan," kata dia.

Kemudian yang tak kalah penting, menurut Deru, yakni pemberian bantuan berupa infrastruktur dan alat pertanian ke petani. Serta adanya pengembangan dan inovasi di lahan rawa lebak karena selama ini masih menjadi lahan tidur.

"Sudah ada contohnya inisiasi swasta di kawasan pemulutan yang sudah berhasil. Sawah rawa bisa tiga kali panen satu tahun, ya kita adopsi saja cara ini," kata dia.

Dengan begitu, ia optimistis Sumsel dapat menurunkan angka kemiskinan dalam empat tahun ke depan.

"Produksi beras di Sumsel ini masih kalah dengan Jabar, Jatim, dan Jateng meski luas lahannya jauh lebih luas. Yang lebih malu lagi, kami kalah dengan Sulsel. Ini menjadi motivasi kami untuk lebih baik ke depan," kata dia.

Kementerian Pertanian meluncurkan proyek percontohan pengelolaan sawah rawa lebak oleh Perusahaan Terbatas (PT) Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) agar petani menjadi berdaya, atau tidak seperti selama ini hanya menjual beras ke pasar.

Menteri Amran Sulaiman meninjau lahan pasang surut seluas 25 hektare di Kecamatan Telang, Banyuasin, Sumsel, Kamis, yang menjadi pilot proyek Serasi.

KOMENTAR