SURAT TERBUKA UNTUK DUBES JERMAN

Jakarta, INAKORAN
Yth: Dubes Jerman untuk Indonesia Herr Dr. Peter Schoof
Di, Jakarta.
Herr Dr. Peter Schoof yang terhormat, teriring doa semoga anda dan seluruh jajaran diplomatik Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia di Jakarta selalu sehat dan senang tinggal di negara kami tercinta, Indonesia.
Herr Peter yang terhormat, perlu saya jelaskan bahwa berita tentang kedatangan seorang staf diplomatik Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia ke markas FPI beberapa hari lalu telah menyebar ke seluruh pelosok negeri, dan hal itu bagi kami khususnya para alumni Jerman sangat mengejutkan dan meresahkan.
Bagaimana tidak, hampir tiada hari bagi kami selain berjuang untuk melawan arogansi para pimpinan organisasi massa FPI yang selalu membuat kegaduhan di dalam negeri dengan atas nama bela agama dan bela ulama. Agama mayoritas di negeri ini telah dipolitisasinya sedemikian rupa, sehingga setiap gerakannya sangat mengerikan bagi bangsa ini yang tidak sehaluan dengannya.
Bagi kami, ini bukan hanya sekedar perbedaan pemikiran, melainkan pula perbedaan prinsip hidup, dimana kami menginginkan bagaimana ummat agama lain dihargai dan dihormati, sedangkan mereka menginginkan ummat agama lain bahkan ummat yang seagama dengannya namun tidak sehaluan dengannya dibantai. Taukah anda Herr Peter, puluhan dari anggota FPI ini telah terlibat di banyak kasus terorisme di Indonesia?.
Herr Peter yang saya hormati, maka sungguh betapa kesal dan kecewanya saya dan banyak teman-teman lainnya pada perbuatan seorang Staf Diplomatik Kedutaan Jerman untuk Indonesia yang anda pimpin, bagaimana bisa ia tiba-tiba datang ke markas FPI disaat situasi masyarakat Indonesia sedang memanas karena ulah FPI selama ini?
Kementrian Luar Negeri Indonesia memang sudah meminta klarifikasi dari Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia yang kemudian direspon oleh wakil anda, namun sungguh klarifikasi yang pihak anda sampaikan sangat tidak rasional dan terkesan mengada-ada. Apa masuk di akal hanya untuk memperoleh kejelasan soal rute yang akan dilalui oleh demonstran FPI dll. di hari Jumat tanggal 18 Desember 2020 itu pihak Kedutaan Jerman harus datang ke markas FPI?
Herr Peter yang saya hormati, sebagai seorang Duta Besar tentu anda akan sangat faham, bahwa perbuatan staf anda seperti itu sangatlah tidak elegan dan tidak pula terhormat, kenapa? Karena hal itu mencerminkan pihak anda sangat tidak menghormati aparat keamanan kami dalam hal ini Polda Metro Jaya dan Pangdam DKI Jakarta, yang semestinya menjadi pihak yang lebih kompeten untuk anda tanyakan soal rencana demonstrasi itu.
Dan bukan hanya soal itu Herr Peter, telah beredar pula sebuah release dari Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia di beberapa saat setelah terjadinya penembakan aparat keamanan (Polisi) pada enam orang anggota FPI. Kedutaan Besar Jerman seolah menyatakan hal yang menyinggung soal penegakan HAM dalam konteks menyambut Hari HAM se dunia, namun siapapun yang faham politik sangat bisa memastikan bahwa pernyataan itu tak lain ditujukan untuk menyindir tindakan aparat keamanan Indonesia yang mulai bersikap tegas pada FPI !.
Sangatlah lucu sekali Kedutaan Besar Jerman meminta selama krisis Covid 19 semua negara harus mengambil tindakan untuk melindungi kesehatan umum, namun disaat yang sama pihak Kedutaan Besar Jerman meminta negara (Indonesia tentunya yang anda maksud kan?) menghormati HAM dimana kebebasan berpendapat, berkumpul tidak ditindas selama pandemi. Dan karena itulah Jerman dan mitranya bergerak.
Siapakah mitra yang anda maksudkan? Amerika, Eropa ataukah Ormas FPI? Jika pernyataan dari pihak anda itu dimaksudkan untuk menyindir kebijakan Pemerintah Indonesia, khususnya terhadap tindakan aparat kepolisian (Polda Metro Jaya) yang telah menyikapi aksi-aksi FPI dengan tegas dan terukur, maka saya pastikan pihak anda sudah terlampau jauh mencampuri urusan dalam negeri kami sendiri. Suatu hal yang sangat tidak patut dilakukan oleh sebuah negara yang sekian puluh tahun menjalin hubungan bilateral dengan Indonesia.
Pemerintah Indonesia bersama jajaran aparat keamanannya telah memiliki standard kebijakannya sendiri untuk urusan dalam negeri, yang tidak mungkin tidak menghiraukan kebijakan dari organisasi negara-negara se dunia (PBB). Oleh karena itu usaha mencampuri kebijakan dalam negeri Pemerintahan Indonesia sangatlah tidak beretika.
Maka melalui surat terbuka ini saya dan teman-teman memohon dengan sangat agar pihak Kedutaan Jerman tidak lagi melakukan tindakan-tindakan yang menciderai perasaan kami sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat, yakni Bangsa Indonesia.
Herr Peter, mohon maaf kritik atau masukan ini sengaja saya layangkan untuk anda, bukan karena kebencian saya dan teman-teman terhadap anda atau Kedutaan Jerman, melinkan sebagai rasa cinta dan penghormatan kami terhadap seluruh jajaran diplomatik Kedutaan Besar Jerman dan Pemerintahan Jerman itu sendiri. Sebab bagaimanapun saya dan teman-teman di organisasi kebanyakan merupakan alumnus Jerman, yang sedikit banyak pernah merasakan kehangatan persahabatan dan merasakan kenikmatan mencicipi fasilitas yang diberikan oleh Pemerintahan Jerman selama kami dahulu belajar dan tinggal beberapa tahun di Jerman.
Demikian surat saya, terimakasih atas perhatiannya. Salam hormat dari saya dan teman-teman semua untuk Herr Peter dan seluruh jajaran diplomatik Kedutaan Besar Jerman di Jakarta...(SHE).
21 Desember 2020.
Ketua Umum Pimpinan Pusat HARIMAU PERUBAHAN:
Saiful Huda Ems (SHE). Alumnus Jerman yang pernah tinggal di Studentenwohnheim Danckelmannstrasse dan di Studentenwohnheim Siegmunds Hof Berlin Jerman (1991-1994).
TAG#SAIFUL HUDA, #ALUMNI JERMAN
190215343
KOMENTAR